Dinkes Mengakui Kinerja PSN dalam Mencegah Penyebaran DBD di Kota Bandung Masih Kurang Memuaskan

Dinkes Mengakui Kinerja PSN dalam Mencegah Penyebaran DBD di Kota Bandung Masih Kurang Memuaskan

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian.--Jabar Ekspres

RADAR JABAR - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menekankan bahwa salah satu metode utama untuk mencegah penyebaran demam berdarah dengue (DBD) adalah melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Ini harus menjadi fokus utama bagi masyarakat Bandung.

Namun demikian, Kepala Dinkes Kota Bandung, Anhar Hadian, menilai bahwa upaya pemberantasan sarang nyamuk masih menghadapi tantangan yang besar. Meskipun terlihat sederhana, namun sulit dilaksanakan.

Menurut Anhar, strategi dari gerakan tersebut adalah yang paling efektif dalam mencegah lonjakan kasus DBD. Namun, pelaksanaan PSN masih menemui kendala. "Realisasinya masih belum memuaskan. Masih kurang baik," ujar Anhar kepada wartawan baru-baru ini.

BACA JUGA:Bupati Bandung Dadang Supriatna Resmi Batalkan Pelantikan ASN 22 Maret Lalu

Untuk mengoptimalkan strategi ini, pihaknya akan mendorong gerakan PSN untuk mencakup berbagai tempat yang ramai dikunjungi oleh masyarakat. Termasuk di dalamnya adalah sekolah, perkantoran, tempat ibadah, dan pusat perbelanjaan.

"Kami mau masuk ke sekolah, biar intens di sekolah. Sekolah juga melibatkan siswanya melakukan PSN. Minimal di lingkungan sekolah dan tempat tinggal, jadi si murid sebagai juru pemantau jentik. Bukan di rumahnya saja," ungkapnya.

"Kemudian sasaran (tempat) terspesifik, misalnya perkantoran, mungkin masih agak sulit. Sementara kami mau berkirim surat melalui Disdagin ke pusat perbelanjaan agar mereka juga memperhatikan masalah potensi perindukan nyamuk di tempatnya," tambahnya.

BACA JUGA:Bupati Dadang Supriatna Beri 313 Penghargaan di Hari Jadi Kabupaten Bandung Ke-383

Anhar juga menambahkan bahwa komunikasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) terus dilakukan oleh Dinkes Kota Bandung. Hal ini bertujuan untuk memantau gerakan PSN di institusi pendidikan dan tempat ibadah umat Muslim.

"Sudah ada komunikasi untuk ke madrasah, pesantren, masjid juga dan tempat umum. Seperti itu akan kita jadikan sasaran tempat PSN. Minimal seminggu sekali (PSN). Karena siklus hidup jentik itu kan 7 sampai 10 hari," tandasnya.*

Sumber: Jabar Ekspres