Awal Puasa Kapan di Arab Saudi dan Indonesia Ternyata Beda Menurut Prediksi Hilal

Awal Puasa Kapan di Arab Saudi dan Indonesia Ternyata Beda Menurut Prediksi Hilal

Awal Puasa Kapan di Arab Saudi dan Indonesia-Unsplash/masjidpogungraya-

RADAR JABAR - Penetapan awal puasa Ramadan kapan di Arab Saudi diprediksi akan lebih awal dibandingkan dengan pemerintah Indonesia.

Hicham El Aissaoui, seorang astronom dari Maroko, memprediksi bahwa puasa bagi umat Islam di Arab Saudi akan dimulai pada 11 Maret 2024.

Berdasarkan situs International Astronomical Center (IAC), Arab Saudi akan membuat keputusan akhir tentang awal Ramadan 2024 setelah mengamati bulan sabit atau rukyatul hilal pada 10 Maret 2024 setelah matahari terbenam.

Hasil perhitungan Kalender Islam (IAC) untuk posisi bulan sabit di Mekkah, Arab Saudi pada saat pengamatan menyatakan bahwa bulan telah terbenam 13 menit setelah matahari terbenam, berumur 6 jam 22 menit, dan berada pada jarak 3,4 derajat dari matahari.

BACA JUGA:Dalil Hukum Berhubungan Suami Istri Saat Puasa Ramadan

Data tersebut menunjukkan potensi penampakan bulan sabit selama waktu pengamatan. Hasilnya, Arab Saudi diprediksi akan mulai menjalankan ibadah puasa pada 11 Maret 2024. Durasi puasa tahun ini diperkirakan 30 hari.

Tidak hanya di Arab Saudi, awal puasa di sebagian besar negara Islam juga diprediksi akan jatuh pada tanggal 11 Maret 2024. Hal ini dikarenakan konjungsi pusat akan terjadi pada 10 Maret, tepatnya pada pukul 09.00 GMT atau 16.00 WIB dan Bulan akan terbenam setelah Matahari terbenam di hampir seluruh negara Islam.

Beberapa wilayah yang disebutkan termasuk Abu Dhabi di Uni Emirat Arab (UEA), Amman di Yordania, Kairo di Mesir, Khartoum di Sudan, dan Rabat di Maroko.

Menurut IAC di situs web mereka, banyak negara diperkirakan akan memulai bulan Ramadan pada hari Senin, 11 Maret. Informasi ini dilansir dari Detikcom pada Kamis, 7 Maret 2024.

BACA JUGA:7 Ide Gaya Busana Hijab untuk Acara Bukber Ramadan 2024

Menurut perhitungan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Indonesia tidak memungkinkan untuk melihat bulan sabit pada pengamatan tanggal 10 Maret 2024.

Ketinggian bulan saat matahari terbenam di Indonesia pada saat itu dianggap tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh MABIMS (Menteri-menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), yang dijadikan acuan oleh Kementerian Agama (Kemenag).

Berdasarkan kriteria MABIMS, bulan sabit baru hanya bisa diamati ketika mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

Di Indonesia, tinggi hilal saat Matahari terbenam pada 10 Maret 2024 berkisar antara -0,33° di Jayapura, Papua hingga 0,87° di Tua Pejat, Sumatera Barat. Sementara itu, elongasi di Indonesia saat Matahari terbenam pada 10 Maret 2024 menurut perhitungan BMKG berkisar antara 1,64° di Denpasar, Bali hingga 2,08° di Jayapura, Papua.

Sumber: