7 Tanaman yang Jangan Ditanam Dekat Rumah Menurut Ajaran Islam

7 Tanaman yang Jangan Ditanam Dekat Rumah Menurut Ajaran Islam

Tanaman yang Dilarang Ditanam Dekat Rumah-Ilustrasi/Pixabay-

Tindakan ini menunjukkan kepedulian di dalam, sebuah prinsip penting dalam Islam. Selanjutnya, Nabi Muhammad juga telah mengajarkan tentang pentingnya menghormati tetangga seperti yang tercatat dalam sebuah hadis, "Barang siapa beriman pada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia muliakan tamunya. Dan barang siapa beriman pada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia muliakan tetangganya. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia berkata baik atau sebaiknya diam."

Hadis ini menegaskan pentingnya menjaga hubungan baik dengan tetangga dengan tidak menghalangi jalan mereka atau menyebabkan ketidaknyamanan tetangga karena ditakutkan pohon itu bisa saja roboh menimpa mereka.

Pohon palem yang menghalangi jalan atau menutupi jalan tetangga bisa dianggap sebagai ketidakpedulian terhadap hak-hak orang lain, yang bertentangan dengan ajaran Islam. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran ini, kita sebagai umat Muslim dituntut untuk lebih berhati-hati dalam memilih tanaman yang ditanam, terutama yang berpotensi mengganggu orang lain, apalagi berpotensi mencelakai tetangga.

3. Bunga Tahi Ayam

Bunga Tahi Ayam, atau dikenal juga sebagai Lantana Camara, sering dihubungkan dengan pembawa sial oleh beberapa ulama. Salah satu karakteristik yang paling mencolok dari tanaman ini adalah baunya yang tidak sedap, suatu sifat yang bertentangan dengan ajaran Islam mengenai kebersihan dan aroma yang menyenangkan.

Dalam Islam, kebersihan dan keharuman dianggap penting, seperti tercermin dari anjuran Rasulullah untuk menggunakan parfum. Rasulullah, sebagaimana diriwayatkan oleh An-Nasai, “Di dunia ini aku menyukai wanita dan parfum, sedangkan shalat adalah penentram hatiku.”

Pesan ini menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan aroma yang baik, tidak hanya untuk kenyamanan pribadi, tetapi juga sebagai bagian dari ibadah dan penghormatan kepada Allah, khususnya pada hari Jumat yang merupakan hari paling baik bagi umat Islam.

Ada anjuran khusus untuk mandi memakai wangi-wangian dan menggunakan Siwak, ini menunjukkan bahwa tanaman dengan bau tidak sedap seperti bunga tahi ayam atau sejenisnya tidak selaras dengan nilai-nilai ini.

Kehadiran tanaman seperti ini bisa dianggap sebagai pengabaian terhadap anjuran untuk menjaga kebersihan dan aroma yang menyenangkan, yang merupakan bagian penting dari kehidupan seorang Muslim.

Oleh karena itu, tanaman ini sering dihindari oleh mereka yang ingin menjalankan ajaran Islam dengan sepenuh hati dan lebih memilih tanaman yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga menyenangkan secara aromatik.

4. Pohon Beringin

Dengan keteduhannya yang luas dan strukturnya yang megah, pohon beringin seringkali menarik perhatian dan rasa takjub. Namun, dalam konteks Islam, ada kekhawatiran bahwa pohon ini bisa menjadi objek penyembahan atau dianggap sebagai sarang jin. Allah dalam kearifan-Nya telah menciptakan berbagai jenis pohon, tidak hanya untuk keindahan, tetapi juga untuk manfaat jin dan manusia, termasuk sebagai tempat berteduh.

Sejarah telah mencatat momen penting yang terkait dengan pohon beringin, khususnya pohon Ridwan. Pohon ini menjadi saksi bisu saat Rasulullah dan para sahabatnya berada di Hudaibiyah. Saat itu, mereka berteduh di bawahnya dan melakukan bai’at setelah menerima kabar tentang Utsman bin Affan.

Alquran menyebutkan momen ini dengan kata-kata yang penuh makna: “Sungguh benar-benar Allah telah ridho kepada orang-orang yang beriman, ketika mereka membai’atmu (wahai Ar-Rasul) di bawah pohon. Allah telah mengetahui apa-apa yang ada di dalam hati mereka, maka Dia menurunkan ketenangan pada mereka dan membalas mereka dengan balasan kemenangan yang dekat.”

Namun, ketika Umar Al-Faruq menjadi Amirul Mukminin, beliau mengambil langkah yang signifikan dengan menebang pohon Ridwan. Langkah ini diambil bukan karena kurangnya apresiasi terhadap pohon itu sendiri, melainkan karena kekhawatiran bahwa pohon bersejarah tersebut bisa dijadikan objek untuk nalap berkah atau bahkan disembah di masa yang akan datang.

Tindakan Umar Al-Faruq ini mengajarkan kepada kita pentingnya menjaga kesucian ajaran Islam dan menghindari segala bentuk penyembahan selain kepada Allah.

Dari perspektif ini, pohon beringin, meskipun indah dan bermanfaat, bisa menimbulkan kekhawatiran dalam konteks keimanan dan keagamaan. Oleh karena itu, dalam memilih tanaman untuk lingkungan kita, perlu dipertimbangkan dampak spiritual dan keagamaan yang mungkin timbul sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

5. Ganja

Sumber: