7 Tanaman yang Jangan Ditanam Dekat Rumah Menurut Ajaran Islam
Tanaman yang Dilarang Ditanam Dekat Rumah-Ilustrasi/Pixabay-
Tanaman yang sering dikaitkan dengan stigma dan kontroversi negatif merupakan tanaman yang tidak layak ditanam di depan rumah, tetapi sebaiknya dihindari di manapun. Alasannya terletak pada penggunaannya yang seringkali menyeleweng menjadi obat-obatan terlarang dan jenis narkoba.
BACA JUGA:5 Tips Agar Tanaman Hias Cepat Tumbuh dengan Baik dan Menawan!
Penanaman atau penggunaan ganja dapat menimbulkan konsekuensi hukum serius, termasuk sanksi pidana. Lebih jauh lagi, efek ganja yang diketahui dapat menyebabkan kecanduan dan kehilangan kesadaran menunjukkan potensi kerusakan yang dapat ditimbulkannya pada seseorang dan generasi penerus bangsa. Dalam konteks Islam, penggunaan substansi yang memabukkan, termasuk ganja, sangatlah dilarang.
Hal ini didasarkan pada ajaran Alquran yang menyatakan, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan.” (QS. An-Nisa Ayat 43).
Istilah "Khamr" yang secara luas mencakup segala sesuatu yang memabukkan, dilarang dalam Islam, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak. Pandangan ini dikuatkan oleh mayoritas ulama, selain Abu Hanifah, para ulama Hijaz, dan para ulama hadis yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Khamr meliputi minuman yang memabukkan dari sari anggur atau sumber lainnya.
Jadi, segala yang memabukkan, termasuk ganja, dianggap sebagai Khamr dan haram. Riwayat dari Ali menegaskan lagi tentang status haram Khamr yang diharamkan bukan hanya karena efek memabuknya, tetapi juga karena sifat bahan itu sendiri. Ini menandakan bahwa dalam Islam, substansi yang memabukkan dan dapat merusak kesadaran serta kejernihan pikiran dianggap bertentangan dengan ajaran agama.
Oleh karena itu, sebagai umat Muslim, penting untuk menghindari tanaman seperti ganja yang tidak hanya membawa dampak negatif secara hukum dan kesehatan, tetapi juga secara spiritual dan agama.
6. Anggrek Hitam Papua
Anggrek hitam Papua, dengan harga yang mencapai Rp100 juta, merupakan salah satu tumbuhan langka yang menarik perhatian banyak orang. Keunikan tanaman ini terletak pada kelopak bunganya yang berwarna hitam legam, dipadukan dengan putik yang berwarna merah muda cerah.
BACA JUGA:8 Tanaman Hias yang Bermanfaat untuk Kesehatan Mental, Salah Satunya Lavender
Keindahan dan kelangkaannya menjadikan anggrek ini sangat berharga dan dicari banyak orang. Namun, dalam konteks ajaran Islam, keberadaan tanaman semacam ini memunculkan pertanyaan penting terkait prinsip kesederhanaan dan penghindaran pemborosan.
Islam mengajarkan umatnya untuk hidup sederhana dan menghindari kegiatan yang dianggap mubazir atau berlebihan. Kecenderungan untuk membeli tanaman seperti anggrek hitam Papua yang memerlukan investasi finansial besar bisa bertentangan dengan prinsip ini.
Hal ini bukan hanya berlaku untuk anggrek jenis ini saja, tetapi juga untuk tanaman lain yang sejenis yang mungkin menarik perhatian karena keunikannya atau harga jualnya yang terlalu tinggi. Pentingnya kesederhanaan dalam Islam bukan hanya sebatas pada pengeluaran finansial, tetapi juga tentang sikap hidup dan cara kita berinteraksi dengan dunia.
Membudidayakan atau mengoleksi tanaman yang mahal dan langka seperti anggrek hitam Papua bisa dianggap sebagai bentuk ketidakpedulian terhadap prinsip kesederhanaan dan pemborosan yang diajarkan Islam.
Sebagai umat Muslim, kita diajak untuk merefleksikan pilihan-pilihan kita, termasuk dalam hal tanaman yang kita pilih, agar selaras dengan nilai-nilai ajaran Islam yang mengutamakan kesederhanaan dan keberkahan dalam segala aspek kehidupan.
7. Lidah Mertua
Tanaman adu jubal, yang dikenal di Indonesia sebagai lidah mertua, sering dihubungkan dengan simbol negatif dalam ajaran Islam. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim mencatat sabda Rasulullah bahwa beliau bersabda, “Jika seseorang memiliki tanaman adu jubal dalam rumahnya, maka setiap ruas tulang di dalam tubuhnya akan bersaksi melawan pemiliknya pada hari kiamat.”
Sumber: