Dubes Palestina Optimis Hamas dan Israel Capai Kesepakatan Gencatan Senjata pada Bulan Ramadan

Dubes Palestina Optimis Hamas dan Israel Capai Kesepakatan Gencatan Senjata pada Bulan Ramadan

Seorang anak laki-laki berlutut di dekat kuburan para korban tewas dalam konflik Hamas-Israel di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 30 Januari 2024--ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/pri

RADAR JABAR - Duta Besar Palestina untuk Rusia Abdel Hafiz Nofal meyakini bahwa selama bulan suci Ramadan, Israel dan kelompok perlawanan Palestina Hamas akan mencapai kesepakatan gencatan senjata. Hal tersebut ia sampaikan kepada kantor berita Rusia Sputnik pada Rabu (28/2).

"Kemungkinan itu nyata," ujar Nofal.

Ia menyatakan bahwa utusan Hamas akan membahas peluang gencatan senjata dan pembebasan sandera dalam pertemuan antar-Palestina di Moskow pekan ini. Nofal juga mendesak masyarakat internasional untuk menekan Israel agar sepakat untuk gencatan senjata permanen, bukan hanya sementara.

BACA JUGA:Pembicaraan Damai Antara Azerbaijan dan Armenia Akan Dilanjutkan Pada Bulan Februari Ini

Presiden Amerika Serikat Joe Biden awal pekan ini menyatakan bahwa Israel telah menyetujui menghentikan aksi militer di Jalur Gaza selama Ramadan untuk membebaskan sandera yang masih ditahan di sana.

Pada bulan Februari, anggota kabinet perang Israel Benny Gantz mengatakan bahwa jika Hamas tidak membebaskan para sandera yang ditahan di Gaza pada awal Ramadan pada 10 Maret, pertempuran akan terus berlanjut di mana saja, termasuk di Rafah.

Rusia menjadi tuan rumah pertemuan antara Hamas, Fatah, dan kelompok Palestina lain di Moskow mulai Kamis hingga Sabtu di tengah perbedaan pandangan di antara kelompok-kelompok tersebut dalam upaya menciptakan perdamaian.

BACA JUGA:Agen Kedutaan Israel Baru Menodongkan Senjata Setelah Aaron Bushnell Tewas Bakar Diri

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov, kepada kantor berita TASS, menyatakan bahwa pertemuan itu akan dihadiri oleh 12 hingga 14 organisasi, termasuk Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

Serangan Israel ke Gaza telah berlangsung lebih dari 140 hari dan menewaskan sedikitnya 29.000 warga Palestina, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan, dan melukai 70.000 lainnya. Otoritas Palestina menuntut agar Israel menanggung biaya finansial pembangunan kembali Gaza dan menunjukkan komitmen mereka terhadap solusi dua negara.

Pada 24 November, Qatar memediasi perundingan antara Israel dan Hamas mengenai gencatan senjata sementara, pertukaran beberapa tahanan dan sandera, serta pengiriman bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza. Gencatan senjata telah diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember. Lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza.*

Sumber: antara