3 Penyebab Orang Menjadi Playing Victim Saat Berbuat Salah
Penyebab Orang Menjadi Playing Victim-Ilustrasi/Pixabay-
RADAR JABAR - Setelah membahas tentang 5 ciri-ciri orang yang playing victim, kali ini kita akan menuturkan apa penyebabnya.
Playing victim merupakan perilaku yang merugikan orang lain, namun sayangnya, sering kali pelakunya tidak menyadari konsekuensi buruk dari perilakunya tersebut.
Selain mempunyai masa lalu sering dimanja dan dimaklumi ketika berbuat salah, penyebab orang menjadi playing victim juga bisa karena mengalami peristiwa traumatis.
Perilaku playing victim ini tidak muncul begitu saja, ada banyak faktor yang dapat menjadi latar belakangnya. Kita akan menjelajahi lebih lanjut apa penyebab orang mempunyai sifat playing victim.
1. Gangguan Kepribadian
Berperan sebagai korban sering dilakukan oleh orang dengan gangguan kepribadian narsistik dan manipulatif. Mereka cenderung menyalahkan orang lain atas masalah yang mereka sebabkan sendiri.
BACA JUGA:5 Ciri-Ciri Orang Playing Victim Paling Parah yang Wajib Kamu Jauhi
Terkadang, mereka juga dapat menyerang dan membuat orang lain merasa bersalah atau memanipulasi orang lain untuk mendapatkan perhatian dan simpati.
Peran sebagai korban yang mereka mainkan kadang-kadang merupakan salah satu cara untuk mengendalikan orang lain. Ketika mereka tidak lagi bisa mengendalikan orang lain, mereka akan berperan sebagai korban agar orang lain merasa kasihan atau simpati terhadap mereka.
2. Trauma Masa Kecil
Sifat playing victim biasanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki masa lalu yang traumatik, seperti mengalami kekerasan baik secara fisik maupun emosional, pelecehan, atau trauma lainnya.
Trauma masa lalu membuat mereka merasa tidak berdaya saat mengalami kejadian tersebut, yang kemudian memunculkan perasaan inferior dan kasihan pada diri sendiri.
BACA JUGA:Mengenal Istilah Playing Victim: Pengertian, Dampak dan Cara Mengatasi
Mereka mengembangkan pola pikir bahwa diri mereka adalah korban masa lalu, dan pola berperan sebagai korban ini menjadi mekanisme pertahanan saat menghadapi masalah.
Mereka cenderung menyalahkan masa lalu atau menceritakan kelemahan dan kekurangan diri untuk mendapat simpati dari orang lain. Mereka juga merasa tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau masalah yang timbul saat ini karena merasa sebagai korban masa lalu.
3. Pengalaman Dikecewakan atau Dikhianati
Pengalaman merasa dikecewakan atau dikhianati meninggalkan kesan pahit. Orang-orang ini merasa menjadi korban kekecewaan atau pengkhianatan, yang membuat sulit bagi mereka untuk percaya pada orang lain.
Sumber: