Mengenal Istilah Playing Victim: Pengertian, Dampak dan Cara Mengatasi
Ilustrasi--freepik
Radar Jabar - Playing victim adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku seseorang yang berpura-pura menjadi korban dalam situasi tertentu.
Ini adalah taktik psikologis yang sering digunakan oleh individu untuk menghindari tanggung jawab, menghindari kritik, atau memanipulasi orang lain.
Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan fenomena ini lebih lanjut, mengapa orang melakukannya, dan dampaknya dalam hubungan interpersonal dan kehidupan sehari-hari.
Apa Itu Playing Victim?
Playing victim adalah perilaku di mana seseorang merasa atau berperilaku seolah-olah mereka adalah korban dari situasi atau orang lain. Mereka mungkin mengeluh tentang nasib buruk mereka, merasa tidak adil, atau mencoba mendapatkan simpati dan perhatian orang lain. Sebagai contoh, seseorang yang berperilaku sebagai "korban" dalam hubungan mungkin selalu mengatakan bahwa mereka selalu salah dan pasangan mereka selalu benar, tanpa mempertimbangkan kontribusi mereka dalam konflik.
Taktik ini sering digunakan dalam berbagai konteks, termasuk hubungan pribadi, lingkungan kerja, atau dalam situasi-situasi sosial. Orang yang berperilaku sebagai korban sering menghindari tanggung jawab atas tindakan atau keputusan mereka, dan mereka cenderung mencari pembenaran untuk perilaku mereka yang mungkin merugikan orang lain.
BACA JUGA:Apa Itu Buzzer dan Bagaimana Peran Buzzer? Simak Penjelasannya Disini!
Mengapa Orang Melakukan Playing Victim?
Ada beberapa alasan mengapa seseorang mungkin melakukan playing victim:
-
Perolehan Perhatian: Salah satu alasan utama adalah untuk mendapatkan perhatian dari orang lain. Dengan berperilaku sebagai korban, seseorang mungkin berharap bahwa orang lain akan memberikan simpati dan dukungan kepada mereka.
-
Menghindari Tanggung Jawab: Playing victim dapat digunakan sebagai cara untuk menghindari tanggung jawab atas tindakan atau keputusan mereka. Mereka mungkin merasa bahwa dengan merasa sebagai korban, mereka tidak akan dianggap bertanggung jawab atas konsekuensi tindakan mereka.
-
Manipulasi Emosional: Beberapa orang menggunakan taktik ini untuk memanipulasi emosi orang lain. Dengan merasa sebagai korban, mereka dapat mencoba membuat orang lain merasa bersalah atau terbebani oleh tindakan mereka.
-
Perasaan Kebetulan: Terkadang, seseorang mungkin benar-benar merasa bahwa mereka adalah korban, meskipun mungkin ada faktor-faktor lain yang berperan dalam situasi tersebut. Perasaan victimhood bisa menjadi reaksi emosional alami terhadap stres atau konflik.
Dampak Playing Victim
Playing victim bisa memiliki dampak negatif dalam berbagai aspek kehidupan, baik untuk individu yang melakukan perilaku tersebut maupun orang-orang di sekitarnya. Beberapa dampaknya meliputi:
-
Gangguan dalam Hubungan: Playing victim dapat merusak hubungan interpersonal. Orang lain mungkin merasa frustrasi atau lelah dengan perilaku tersebut dan akhirnya menjauh.
-
Ketidakadilan Persepsi: Perilaku playing victim dapat menghasilkan persepsi yang tidak adil dalam hubungan. Orang yang tidak bersalah mungkin dianggap bersalah, sementara pelaku playing victim terus menerus merasa benar.
-
Sumber: