Rahasia Menghasilkan 20 Juta per Bulan Tanpa Bekerja, Bisa Ikuti Cara Ini!

Rahasia Menghasilkan 20 Juta per Bulan Tanpa Bekerja, Bisa Ikuti Cara Ini!

Cara Menghasilkan 20 Juta per Bulan Tanpa Bekerja-Ilustrasi/Uns-

RADAR JABAR – Kami akan memberitahu Anda bahwa ada cara menghasilkan Rp 20 juta per bulan tanpa bekerja. Nah, dalam tulisan ini, kami akan menjelaskan bagaimana caranya mendapatkan uang tanpa bekerja tapi menghasilkan 20 juta per bulan. Kami juga akan membahas mengapa jumlahnya 20 juta per bulan saja, mengapa tidak sekaligus 200 juta per bulan, dan mengapa bisa tanpa bekerja. Oke? Mari kita lanjut!

Umumnya, kita membutuhkan sekitar 3-4 kali UMR agar dapat hidup nyaman. Misalnya, jika UMR adalah 5 juta, maka idealnya penghasilannya 15-20 juta. Begitu. Kemudian, Kami cek UMR Jabodetabek tahun 2023, dan ternyata sekitar Rp5 jutaan. Jadi, kami ambil angka tertinggi, yaitu 20 juta per bulan, sebagai patokan seseorang dapat hidup nyaman. Begitu.. mengapa tidak 200 juta per bulan? Karena rasanya itu terlalu mewah.

Kesimpulannya, untuk hidup dengan nyaman, seseorang harus mampu menghasilkan 4 kali lipat dari gaji UMR, alias 20 juta per bulan, alias 240 juta setahun, saat ini. Nah, bagaimana cara mendapatkan uang sebanyak itu? Jawaban paling umumnya adalah... bekerja. Ya, bukan? Bekerja sebagai apa saja.

Nah, masalahnya sekarang, bagaimana caranya bisa dapat 20 juta per bulan tanpa bekerja? Salah satu caranya adalah dengan memiliki bisnis. Kami tahu pasti banyak yang akan berkata, "Ah, susah, tidak ada waktu, tidak ada ilmu juga."

BACA JUGA:5 Ide Bisnis Kreatif dan Menguntungkan Untuk Ibu Rumah Tangga

Jaman sekarang, Anda tidak perlu membuat bisnis dari awal, melainkan cukup membeli bisnis yang sudah ada. Memang bisa? Bisa! Ada sekitar 800 lebih perusahaan terbuka di Indonesia yang kepemilikannya bisa kita beli. Contohnya, Bank BRI. Bank BRI memiliki status Tbk. Tbk bukan tembakau, tapi Tbk itu singkatan dari Terbuka. Artinya, perusahaan ini dapat dimiliki oleh publik, alias rakyat jelata seperti kita.

Menghasilkan 20 Juta per Bulan Tanpa Bekerja

Bagaimana buktinya jika kita punya perusahaannya? Bukti tersebut adalah lembaran saham. Bagaimana bentuk lembaran saham, ada satu mantra yang Kami suka, yaitu Membeli saham = membeli bisnis. Ingat, mantra ini penting.

Membeli saham = membeli bisnis. Saat ini, di dunia, ada 151,559,001,604 lembar saham Bank BRI. Sekitar 80,6 miliar lembar saham itu dimiliki oleh Republik Indonesia; biasanya kita tidak bisa membeli yang dimiliki oleh negara karena negara tidak mau menjualnya. Sisanya, sekitar 70,9 miliar lembar saham itu dimiliki oleh publik.

Kita sebagai rakyat jelata bisa membeli saham perusahaan ini dari publik lainnya, karena setiap hari selalu ada yang mau menjual saham ini. Penjualan saham dilakukan di pasar modal, dan pembelian juga dilakukan di pasar modal.

BACA JUGA:Ini Hal yang Akan Terjadi Jika Seluruh Uang di Dunia Dibagikan Secara Rata untuk Semua Manusia

Kita bisa membeli saham perusahaan terbuka apapun minimal 100 lembar atau 1 lot. Ingat mantra tadi? Membeli saham = membeli bisnis, artinya membeli 100 lembar saham Bank BRI sama dengan membeli 100,151 miliar bagian dari bisnis Bank BRI. Dengan kata lain, jika kita membeli 100 lembar saham Bank BRI, kita menjadi pemilik dari 0,000000066% bisnis Bank BRI.

Contoh lagi, Republik Indonesia memiliki 80,6 miliar lembar saham Bank BRI. Apa artinya? Artinya, negara ini memiliki kepemilikan bisnis Bank BRI sebesar 53,19%. Cara menghitungnya adalah dengan membagi 80,6 miliar dengan 151 miliar lembar saham, hasilnya adalah 53,19% kepemilikan.

Apakah dampaknya bagi negara ini jika memiliki 53% kepemilikan Bank BRI? Dampaknya adalah jika BRI menghasilkan laba bersih, dan laba bersihnya dibagikan kepada para pemegang saham, maka Indonesia atau negara kita akan mendapatkan bagian dari keuntungan bisnis tersebut.

Bukankah Indonesia adalah "pemilik" 53,19% dari perusahaan Bank BRI? Contohnya, tahun lalu, ketika Bank BRI mendapatkan keuntungan bersih sebesar 51,17 triliun rupiah, mereka membagikan 85% dari laba bersih tersebut kepada pemegang saham, sekitar 43,49 triliun.

Sumber: