Mengikuti Cara Salat Rasulullah Beserta Hukum Membaca Surah-Surah Pendek

Mengikuti Cara Salat Rasulullah Beserta Hukum Membaca Surah-Surah Pendek

Mengikuti Cara Salat Rasulullah-Ilustrasi/Unsplash-

RADAR JABAR - Bacaan dalam salat semuanya menggunakan bahasa Arab. Meskipun umat Islam berasal dari berbagai penjuru dunia, banyak yang mampu berbahasa Arab.

Beberapa orang berpendapat bahwa bacaan salat dapat menggunakan bahasa Indonesia, dengan keyakinan bahwa Allah SWT akan memahami, meskipun kita menggunakan bahasa apapun.

Namun, apakah menggunakan bahasa selain bahasa Arab dalam salat dapat menimbulkan dosa? Jenis bacaan apa yang diperbolehkan atau dilarang?

Penting untuk mengetahui apakah ada bacaan tertentu yang, jika diucapkan, dapat menyebabkan dosa. Baca tulisan ini sampai akhir agar saat melaksanakan salat tidak terjadi kesalahan.

Hukum Menambahkan Doa Pribadi dalam Salat

Ada bacaan-bacaan wajib dalam salat, seperti Al-Fatihah di setiap rakaat, dan juga bacaan-bacaan Sunnah, seperti surah-surah pendek di dua rakaat awal. Namun, apakah kita boleh menambahkan doa-doa pribadi bersifat duniawi?

Syekh Ali Jum’ah memberikan jawaban, menyatakan bahwa orang yang salat boleh berzikir dan berdoa, asalkan sesuai dengan hadis dan Alquran. Pendapat ini didasarkan pada argumen Imam Ibnu Hajar al-Asqalani.

BACA JUGA:5 Keutamaan Salat Jumat Bagi Laki-Laki Muslim Lengkap dengan Dalilnya

Dalam Fathul Bari, Imam Ibnu Hajar menjelaskan sabda Nabi mengenai doa setelah tasyahhud, bahwa orang diperbolehkan berdoa dengan sesuatu yang mengagumkan dirinya, termasuk berdoa untuk kebaikan duniawi. Doa-doa yang bersifat duniawi, seperti memohon rezeki lancar, bertemu jodoh, atau keturunan, boleh dilakukan dalam salat sesuai pandangan ini.

Hal ini juga dibenarkan oleh Imam Al baji dalam al-muntaqa Syarah al-Muwatta, Beliau berkata, “Hal ini sebagaimana Imam Malik berkata, tidak masalah berdoa dalam salat maktubah dan dengan bentuk doa sesuai yang dikehendaki baik berupa doa ukhrawi ataupun duniawi baik yang sesuai dengan doa dari Alquran ataupun mengarang sendiri.”

Fenomena menambahkan bacaan dalam salat pernah dilakukan oleh Ibnu Umar dalam kalimat Syahadah. Ibnu Umar menambahkan bacaan, "Wahdahula syarikalah wa Asyhadu anna muhammadan abduhu warosullah," yang artinya "Tidak ada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah."

Apakah Rasulullah Membaca Surah-Surah Pendek Ketika Salat?

Meskipun kita mungkin sudah melakukan salat selama puluhan tahun, terdapat fakta penting mengenai surah-surah yang dibaca setelah Al-Fatihah. Dalam salat, sering kali kita membaca surah-surah pendek tanpa memperhatikan urutannya, yang berbeda dengan praktik Rasulullah SAW.

Beliau jarang membaca surah-surah pendek seperti An-Nas atau Al-Falaq kecuali dalam perjalanan. Contohnya, saat salat Subuh, Rasulullah SAW biasa membaca Surah Qaf pada rakaat pertama dan Surat Ar-Rum pada rakaat kedua. Beliau juga pernah membaca Surah At-Takwir dan Surah Az-Zalzalah, yang tergolong panjang.

Rasulullah memilih membaca surah yang tergolong panjang, dan hal ini pernah dialami oleh salah seorang sahabat.

Dari Abu Sa'id al-khudry, ia berkata, “Suatu ketika salat dzuhur ditunaikan, lalu seseorang pergi ke (perkampungan) baqi dan ia melaksanakan aktivitasnya (di sana) kemudian ia berwudhu lalu mendatangi jamaah salat dan Rasulullah SAW masih berada pada rekaat pertama karena saking panjangnya apa yang beliau baca” (HR Muslim)

Sumber: