Presiden RI Menyatakan Isu Rohingya Penting untuk Dibahas dalam KTT ASEAN-Jepang

Presiden RI Menyatakan Isu Rohingya Penting untuk Dibahas dalam KTT ASEAN-Jepang

Pengungsi Rohingya saat mendarat di kawasan pantai Pidie, Aceh, Selasa (14/11/2023).--ANTARA/HO-UNHCR

RADAR JABAR - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa isu pengungsi Rohingya sangat penting untuk dibahas dalam KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Jepang, yang akan diselenggarakan di Tokyo pada Minggu (17/12).

“Saya kira sangat relevan untuk dibicarakan karena ini bukan hanya masalah ASEAN, tetapi juga masalah negara-negara yang didatangi pengungsi (Rohingya),” ujar Jokowi dalam konferensi pers yang diikuti secara daring sebelum keberangkatannya ke Jepang dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (16/12).

Menurut Jokowi, isu pengungsi Rohingya tidak hanya dihadapi oleh Indonesia yang sejauh ini telah menampung lebih dari 1.200 warga Rohingya sejak November 2023, menurut data UNHCR.

BACA JUGA:Menlu Retno Temui Komisioner Tinggi PBB Bahas Isu Pengungsi Rohingya di Indonesia

“Malaysia juga memiliki problem yang sama dengan jumlah (pengungsi) yang lebih banyak,” katanya, merujuk pada lebih dari 107.000 pengungsi Rohingya yang mencari suaka di Malaysia, menurut UNHCR hingga November 2023.

Meskipun tidak berkewajiban untuk menerima pengungsi Rohingya karena bukan negara yang meratifikasi Konvensi Pengungsi 1951, Indonesia memilih menampung para pengungsi asal Myanmar tersebut berdasarkan diplomasi kemanusiaan.

Oleh karena itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terus mendesak agar akar masalah pengungsi Rohingya dapat segera diselesaikan, sehingga tidak menimbulkan dampak lebih lanjut bagi negara-negara ASEAN.

BACA JUGA:Mahfud MD Sebut Adanya Dugaan TPPO Terkait Kedatangan Pengungsi Rohingya

Menurutnya, kekerasan yang terus berlangsung di Myanmar akibat pertentangan antara junta militer dan warga sipil telah memaksa warga Rohingya untuk meninggalkan negara itu, dan banyak di antara mereka akhirnya masuk ke Indonesia.

"Oleh karena itu, saya mengajak masyarakat internasional bekerja sama menghentikan konflik dan memulihkan demokrasi di Myanmar sehingga pengungsi Rohingya dapat kembali ke rumah mereka, yaitu di Myanmar," ujar Retno dalam Global Refugee Forum (GRF) di Kantor PBB, Jenewa, Swiss, Rabu (13/12).

Selain itu, di dalam Forum GRF, dia juga mencatat adanya indikasi kuat bahwa para pengungsi telah menjadi korban tindak pidana perdagangan dan penyelundupan manusia atau (TPPO), termasuk ribuan pengungsi yang datang ke Indonesia.

BACA JUGA:Sejarah Asal-Usul Etnis Rohingya, Sudah Dikasihani Oleh Siapapun Tapi Menyebalkan

Praktik TPPO, kata Retno, semakin menambah kompleksitas dan kesulitan dalam menangani isu pengungsi.

“Saya jelaskan bahwa Indonesia tidak akan ragu-ragu untuk memerangi TPPO yang merupakan kejahatan transnasional. Namun, Indonesia tidak dapat menjalankannya sendiri,” ujarnya

Sumber: