Warga Palestina Alami Penderitaan Selama Ditahan Oleh Israel
Warga menunggu di luar pagar untuk mendapatkan bantuan makanan di Kota Rafah di Jalur Gaza pada 19 November 2023--ANTARA/Rizek Abdeljawad/Xinhua/tm
"Kami telah banyak menderita di penjara... Mereka selalu memperlakukan kami dengan cara yang sangat buruk." ungkap Najm
Muhammad Abu Naim menambahkan bahwa para tahanan Palestina menjalani kehidupan yang menderita selama di penjara, dengan pengalaman pembebasannya yang tidak manusiawi.
"Saya dibebaskan dalam keadaan telanjang dengan celana boxer, tanpa ponsel atau apa pun. Kami telah disiksa di penjara. Kami mendengar teriakan keras dari bagian lain penjara, terutama tahanan dari Gaza, dan melihat banyak darah," katanya.
Jeda kemanusiaan selama empat hari antara tentara Israel dan Hamas, yang dimulai pada Jumat (24/11) di seluruh Jalur Gaza, memungkinkan pertukaran tawanan dan pengiriman bantuan. Pada hari tersebut, Hamas menukar 24 warga Israel dan warga asing yang disandera dengan 39 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Menurut perjanjian, total 50 sandera Israel akan ditukar dengan 150 tahanan Palestina secara bertahap selama empat hari. Israel mengindikasikan bahwa gencatan senjata dapat diperpanjang jika Hamas terus membebaskan sandera setidaknya 10 orang per hari, sementara sumber Palestina menyatakan bahwa hingga 100 sandera bisa dibebaskan, seperti dilaporkan oleh Reuters.
Sumber: antara