5 Fakta Mencengangkan Isi Kitab Talmud Yang Buat Orang Yahudi Gemar Menindas
Fakta Kitab Talmud dan isinya yang buat banyak orang Yahudi gemar menindas-RJ-
RADAR JABAR - Seperti Islam yang memiliki Alquran dan hadis sebagai pedoman hidup, Bani Israel atau yang sekarang lebih dikenal sebagai kaum Yahudi, juga memiliki Kitab Taurat. Namun, yang menarik, mereka cenderung lebih mempercayai Kitab Talmud.
Apa sebenarnya isi dari Kitab Talmud, dan mengapa orang-orang Yahudi memilihnya sebagai pedoman hidup?
Nabi Musa Alaihissalam adalah nabi yang diutus kepada Bani Israel, membawa Kitab Taurat sebagai salah satu mukjizat.
Meskipun kitab ini diturunkan di bukit Tursina, tampaknya hanya menjadi urutan kedua bagi orang Yahudi yang lebih memprioritaskan ajaran Kitab Talmud. Kitab Talmud menjadi pandangan hidup dan dasar penetapan hukum agama bagi orang Yahudi.
Kitab ini diyakini sebagai ucapan-ucapan Nabi Musa Alaihissalam, meskipun ada yang berpendapat bahwa Kitab Talmud berisi riwayat-riwayat lisan yang diterima oleh para Rabi Yahudi dan tafsir dari Kitab Taurat.
Dalam "Dictionary of the Bible," Kitab Taurat atau Kitab Perjanjian Lama dikategorikan sebagai undang-undang tertulis, sementara Kitab Talmud dianggap sebagai undang-undang lisan. Keduanya memiliki keterkaitan erat.
5 Fakta Mencengangkan Isi Kitab Talmud Yahudi
Berikut adalah 5 fakta kitab Talmud yang memicu banyak orang Yahudi berbuat kekerasan dan menindas umat lain sampai sekarang.
1. Orang Yahudi Banyak Mengimani Kitab Talmud Daripada Taurat
Menurut Rabi Yechiel Ben Joseph, yang diabadikan oleh Hyam Maccoby dalam bukunya "Judaism on Trial," Rabi tersebut menyatakan, "Mereka yang tidak mempelajari Talmud tidak akan bisa memahami apa yang terdapat dalam Taurat."
BACA JUGA:Sejarah Lengkap Zionisme dan Bukti Kelicikan Zionis Yahudi Merebut Tanah Palestina
Talmud bisa dianggap sebagai kunci untuk memahami Taurat. Sayangnya, orang Yahudi cenderung terlalu fokus pada Talmud dan bahkan menganggapnya lebih penting daripada Taurat, sesuai dengan pernyataan di dalam Talmud yang menyatakan, "Berikan perhatian lebih besar pada ucapan-ucapan para Rabi Talmud daripada pada hukum Musa (Taurat)."
Namun, peneliti seperti Richard Elliot Friedman menyatakan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Talmud berasal dari Nabi Musa Alaihissalam. Pernyataan ini diperkuat oleh Muhammad Al-Syarqawi, seorang pakar perbandingan agama dari Universitas Kairo, yang menyatakan bahwa asal-usul Talmud masih belum jelas.
Meskipun demikian, Talmud dianggap memiliki peran besar dalam menjaga keberlanjutan agama dan identitas bangsa Yahudi. Aspek-aspek kehidupan mereka, seperti pernikahan ritual dan kurikulum sekolah di Israel, diatur berdasarkan prinsip-prinsip Talmud. Oleh karena itu, tidak salah jika dikatakan bahwa bangsa Yahudi sangat bergantung pada Talmud.
Talmud sendiri dibagi menjadi dua versi, yaitu Talmud Yerusalem dan Talmud Babilonia. Namun, banyak orang Yahudi lebih memilih Talmud Babilonia karena dianggap lebih lengkap dan kaya dalam improvisasi bahasa.
Sumber: