Mengatur Uang yang Tidak Diajarkan di Sekolah, Bisa Mengubah Hidupmu!
Cara Mengatur Uang yang Tidak Diajarkan di Sekolah-Ilustrasi/Pixabay-
Bayangkan, uang masuk sebesar Rp4 juta setiap bulan, dan Anda telah bekerja selama 3 tahun. Totalnya adalah 144 juta. Sekarang, dari total penghasilan itu, berapa banyak uang yang Anda pegang? Jika jumlahnya sedikit, itu berarti masalah ada pada konsumsi Anda.
Sebanyak 78% warga Amerika hidup dari gaji ke gaji. Kami percaya presentase tersebut hampir sama di Indonesia.
Jika Anda hidup dari gaji ke gaji, masalahnya mungkin terletak pada pola konsumsi Anda. Sebelum Anda belajar cara menghasilkan uang, Anda harus belajar mengendalikan pola konsumsi atau pengeluaran Anda.
Anda tak ingin seperti Mike Tyson tadi. Seberapa pun besarnya penghasilan seseorang, jika manajemen keuangannya buruk, pasti akan habis seperti kasus Mike Tyson tadi.
Ketika seseorang ingin makan nasi Padang yang mahal, yang harganya antara 10.000 hingga 75.000, mereka mungkin akan menghabiskan uang sebesar Rp300 ribu.
Terlebih lagi, ada mereka yang kecanduan permainan slot. Rata-rata, mahasiswa atau orang dengan penghasilan menengah ke bawah akan menerima gaji sebesar Rp4 juta.
Awalnya, mereka mungkin hanya menyetorkan uang sebesar Rp200.000 atau 400.000, namun seiring waktu, tabungan ini dapat mencapai Rp2 juta setengah dari penghasilannya sendiri. Sungguh luar biasa.
Jebakan Keuangan
Selanjutnya, mari kita bahas mengenai jebakan keuangan yang pasti pernah dialami atau akan dialami oleh semua orang dalam hidup mereka, yaitu jebakan uang.
Jebakan ini mirip seperti lintasan lari yang berbentuk lingkaran; kita terus berlari namun tidak sampai ke tujuan, hanya berputar-putar seperti dalam lingkaran setan. Kita bekerja selama 5 hari dalam seminggu dan menerima gaji sekali sebulan.
Saat gaji masuk ke rekening kita, dalam waktu satu hari uangnya hampir habis entah untuk kebutuhan, kesenangan atau bahkan yang paling menyedihkan, untuk berjudi slot. Misalnya, uang masuk pada tanggal 1 sebesar 4 juta, tanggal 3 tinggal sejuta, dan itu harus mencukupi selama sebulan, sungguh tidak masuk akal.
Dalam keadaan seperti itu, terus-menerus berbulan-bulan atau bahkan seumur hidup, mirip seperti berputar dalam lingkaran, namun kita punya keterbatasan. Seperti berlari dalam lintasan, pasti akan ada batasan stamina.
Mungkin setelah tiga putaran, Anda sudah lelah, jatuh sakit, dan kemudian kehilangan pekerjaan. Dalam situasi seperti itu, apa yang bisa Anda lakukan? Meskipun mungkin Anda mampu mengambil cicilan mobil selama 5 tahun atau membayar uang muka rumah selama 15 tahun, jika situasinya seperti itu, Anda tidak akan bisa.
Bahkan jika tubuh Anda cukup kuat, Anda yakin bisa berlari hingga 100 putaran, namun apa gunanya jika lingkaran tetap sama?
Apakah kalian dapat menjamin bahwa kondisi mental kalian akan tetap sehat dan kuat setelah melakukan 100 putaran? Ini sering dialami oleh orang tua kita, terutama mereka dari golongan menengah ke bawah.
Sebagai contoh, ayah saya, beliau bekerja sejak muda sebagai seorang tentara setelah menyelesaikan SMP. Karena beliau memulai dari pangkat prajurit, sangat sulit untuk naik ke pangkat Bintara, apalagi menjadi perwira.
Sumber: