Arti Open Minded yang Sebenarnya Menurut Ahli, Bukan Menjadi Menyebalkan

Arti Open Minded yang Sebenarnya Menurut Ahli, Bukan Menjadi Menyebalkan

Arti open minded yang sebenarnya menurut ahli-Ilustrasi/RJ-

Yang harus Anda lawan saat adalah orang-orang yang mengganggu hak atau mengganggu kebebasan Anda. Pandangan agama Anda seharusnya tidak digunakan untuk membenarkan perlakuan yang tidak adil atau merendahkan pilihan keagamaan orang lain, dan sebaliknya.

BACA JUGA:Mengulas Hubungan Agama dan Kesehatan Mental, Bisa Obati atau Sebabkan Depresi

Untuk mereka yang tidak beragama, mungkin orang-orang konservatif yang sering kali dianggap sebagai pihak yang menindas atau tidak memberikan kebebasan untuk memilih cara hidup mereka. Bahkan bisa dianggap sebagai kelompok intoleran yang tidak perlu diberi toleransi.

Namun, ketika orang-orang yang beragama tidak mengganggu, tidak menghakimi, atau tidak mencampuri kehidupan Anda, poin yang perlu kita pahami bersama adalah bahwa itu adalah pilihan hidup mereka.

Seperti contoh, memilih untuk berpakaian dengan cara tertentu, mengenakan jenggot, atau bahkan memilih untuk tidak mendengarkan musik, itu adalah bagian dari kebebasan setiap individu.

Kita seharusnya tidak menghakimi orang-orang seperti itu selama mereka menghormati kehidupan kita. Ini adalah hal yang harus kita pahami bersama.

Seperti contoh, pernah viral video santri yang memilih menutup kuping saat mendengarkan musik, dan semua santri lainnya juga melakukan hal yang sama. Itu adalah pilihan mereka dan keyakinan mereka, dan kita harus menghormatinya. Toh, tidak ada yang dirugikan di luar kelompok mereka.

Hal yang sama berlaku untuk kebebasan berekspresi. Kebebasan berekspresi adalah hak yang harus dihargai, dan ini tidak selalu berarti melakukan hal-hal yang di luar norma atau doktrin.

Termasuk dalam definisi kebebasan berpendapat adalah hak untuk tidak berpendapat. Ketika seseorang memilih untuk tidak berpendapat tentang sesuatu, kita juga harus menghormatinya, dan tidak boleh memaksa mereka untuk berpendapat.

Toleransi seharusnya tidak mendukung kelompok intoleran. Namun, yang perlu diingat adalah bahwa kita tidak boleh menyamaratakan semua yang berbeda dengan kita ke dalam kategori kelompok intoleran.

Kita tidak boleh mengkotak-kotakkan semua perbedaan dengan kita sebagai tindakan yang memerlukan intoleransi. Jika kita melakukannya, semua perjuangan, semangat, dan upaya yang telah dilakukan selama ratusan tahun akan sia-sia. Mari kita gunakan arti ‘open minded’ sebagai pelajaran bersama untuk lebih memahami dan menghargai perbedaan.

Sumber: