Mengapa Orang Bisa Selingkuh? Ini 4 Penyebab dan Solusinya, Bukan Open Relationship

Mengapa Orang Bisa Selingkuh? Ini 4 Penyebab dan Solusinya, Bukan Open Relationship

Kenapa orang bisa selingkuh? Bayangkan Anda sangat mencintai seseorang, ternyata Anda menemukan bahwa dia selingkuh.-Ilustrasi/Freepik-

BACA JUGA:Waspadalah! 6 Tanda Pasangan Selingkuh yang Wajib Banget Kamu Ketahui!

Ini bisa jadi karena mereka tidak mampu mengendalikan dorongan nafsu mereka. Kemampuan ini menunjukkan kelemahan dalam beberapa aspek kehidupan mereka.

Dalam kesimpulan, persoalan perselingkuhan tidak bisa disederhanakan hanya sebagai perilaku egois semata. Dua faktor utama yang muncul adalah teori konspirasi terkait popularitas dan imbalan finansial, serta persoalan kemampuan mengendalikan dorongan nafsu. Perdebatan mengenai fenomena ini tetap kompleks dan terus berkembang seiring waktu.

3. Kurang Menghargai Diri

Perselingkuhan dapat terjadi jika terdapat perasaan tidak aman dan kurangnya rasa menghargai diri sendiri. Akibatnya, mereka tidak mampu menghormati diri mereka sendiri, sehingga secara terus-menerus mencari validasi dari pihak lain.

Mereka mencari seseorang yang bisa memberi validasi, bahkan jika itu berarti berselingkuh. Bahkan, mereka merasa tidak puas dengan pasangan mereka, meskipun pasangan tersebut mungkin sudah sangat baik. Ini disebabkan oleh rasa kurang percaya diri dan faktor lainnya.

Konsep ini juga berhubungan dengan rumus yang dikemukakan oleh Mark Mansion. Rumus tersebut menyatakan bahwa ketika kepuasan diri lebih tinggi daripada kedalaman hubungan, maka seseorang cenderung berselingkuh.

Ini artinya, jika seseorang lebih memilih kepuasan pribadi yang instan daripada kedalaman emosional dalam hubungan, maka mereka akan cenderung berselingkuh. Namun, ada faktor lain yang mempengaruhi hal ini, seperti ketidakpuasan dalam hubungan yang ada. Meskipun kurang memuaskan, kebanyakan orang tidak berani mengakhiri hubungan karena sifat egois manusia.

4. Kebutuhan Tidak Terpenuhi dalam Hubungan

Ada persepsi keliru yang menyebabkan orang berselingkuh. Tidak hanya karena hasrat yang besar atau kurangnya kendali diri, tetapi juga karena kebutuhan yang mungkin tidak terpenuhi dalam hubungan mereka. Namun, berselingkuh bukanlah solusi yang benar.

Ini hanya merugikan diri sendiri dan juga berdampak negatif pada orang lain, terutama dalam konteks sosial, seperti dalam dunia artis yang kerap dijuluki sebagai 'viral' jika berselingkuh.

Apakah Open Relationship Lebih Baik dari Selingkuh?

Terkini, banyak pendapat yang menyatakan bahwa konsep open relationship adalah masa depan hubungan asmara. Namun, ini masih menjadi perdebatan dan pandangan yang dianggap normal oleh beberapa pihak. Namun, menurut pandangan kami, perdebatan ini masih memerlukan pendekatan lebih lanjut. Banyak faktor baik ilmiah, agama, dan lainnya yang mendorong ke arah monogami.

Sebagai informasi, Open Relationship adalah komitmen menjalani hubungan serius hanya dengan satu orang, namun baik kita, pasangan, atau keduanya saling mengizinkan mencari pasangan lain untuk jangka waktu tertentu. Setelah merasa puas menjalin hubungan dengan orang lain bahkan hingga berhubungan intim, orang tersebut akan kembali datang kepada pasangan tetapnya.

Konsep tersebut memiliki keuntungan dan kerugian yang sama besarnya. Oleh karena itu, zaman sekarang, terutama mengingat beberapa keuntungan, monogami tetap menjadi pilihan yang lebih baik. Ini memungkinkan hubungan berjalan dari tahap pacaran hingga pernikahan dengan keterbukaan dan kesetiaan.

Solusi Agar Tidak Selingkuh

Berdasarkan kurikulum Life Skills, hubungan dibagi dalam 22 aspek. Pertama, kita perlu memahami dasar-dasar hubungan, yaitu membangun hubungan yang tidak toksik, memiliki dukungan, dan memahami makna dalam sebuah hubungan.

1. Cegah Hubungan Menjadi Toksik

Solusi pertama adalah menjaga hubungan agar tidak toksik atau beracun, serta memiliki sistem dukungan yang kuat. Selain itu, kita perlu menyadari bahwa manusia memang membutuhkan pasangan hidup.

Namun, kita perlu mencapai kematangan mental sebelum terlibat dalam hubungan. Selanjutnya, kita harus memastikan bahwa kita memiliki kecerdasan emosional dan efektivitas yang tinggi.

Sumber: