APAKAH KITA HARUS MENGIKUTI SISTEM PENDIDIKAN LUAR NEGERI ?

APAKAH KITA HARUS MENGIKUTI SISTEM PENDIDIKAN LUAR NEGERI ?

Tahun Ajaran Baru Dimulai, Ini Rute Bus Sekolah Gratis di Kota Bandung -(Foto: Deni Armansyah/Jabar Ekspres)-

Berbicara tentang pendidikan, indonesia memang sedang memiliki banyak problematika. Seringkali sekolah mengalami kegagalan dalam menciptakan sistem pendidikan. Dengan bukti banyak nya generasi yang lemah dan gagal. Maka dari itu, menurut beberapa pakar pendidikan kita harus menciptakan beberapa perubahan.

Salah satu contoh yang terjadi pada anak-anak hari ini, sesuai dengan riset yang dilakukan, ternyata mereka sering mengeluh dengan sistem pendidikan yang telah diterapkan di Indonesia.

Waktu yang lama, paksaan untuk memahami seluruh pelajaran, pembelajaran yang kaku dan formal, banyaknya larangan yang membatasi, dan juga hal-hal lainnya yang membuat anak-anak merasa semakin penat. Bukan hanya fisik yang lelelahan, namun pikiran lebih jauh meraskan kelelahan. Dari hal ini, banyak akhirnya anak-anak yang merasa tertekan dengan kegiatan sekolah nya.

Jika kita melihat sistem pendidikan diluar negri, mereka tidak menghabiskan waktu yang lama untuk sebuah pembelajaran materi, namun lebih banyak belajar di luar untuk dipraktekan dengan warna dan kampuan masing-masing.

Sedangkan diindonesia, seperti yang telah dikatakan oleh Amin Raiz, bahwa indonesia masih menganut sistem spoon peeding. Sehingga guru akan menjadi satu-satunya sumber.

Jika kita mengikuti cara luar negri dalam menerapkan waktu belajar mungkin akan lebih efektip dan menarik, karna anak tidak bisa dipaksakan untuk belajar dalam waktu jangka yang cukup lama. Titik fokus mereka hanya bertahan setengah jam saja. Sehingga untuk pemberian materi cukup menggunakan waktuyang  sebentar saja, untuk selanjutnya biarkan mereka yang mengembangkan dengan keluasan pemikiran yang telah di anugrah kan.

Di Australia, pendidikan tidak dibatasi dengan hasil akhir, karena cara pandang mereka berbeda, bukan memikirkan nilai akhir  ujian nanti, tapi bagaimana setiap pembelajaran bisa masuk kedalam pikiran dengan baik setiap hari.  Sehingga yang mereka nilai adalah keseharian, jika dari keseharian berantakan, maka hasil akhirpun tak jauh berantakan.

Berbeda dengan indonesia yang selalu berfikir bahwa hasil akhir adalah satu-satunya penentu, sehingga demi mendapatkan nilai akhir yang baik sering terjadi beberapa kecurangan dan pelanggaran. Padahal tujuan dari pendidikan itu sendiri adalah meciptakan karakter yang baik.

Dalam belajar tidak perlu berjalan dengan sangat formal, bisa dengan cara yang bebas, yang penting dapat menciptakan suasana yang nyaman dan aman, sehingga anak-anak bisa menangkap setiap pembelajaran dengan baik tanpa paksaan.

Jangan pernah memabatasi mereka dengan pelajaran dan waktu yang sama sekali tidak pernah mereka sukai.

Seorang burung tidak akan bisa dipaksa untuk menguasai ilmu berenang, karna petensi yang dia miliki bukan dalam berenang, melainkan dalam terbang.

Begitupun dengan kita sebagai pelajar yang tidak bisa dipaksakan untuk menguasai beberapa bidang yang sama sekali bukan potensinya.

Setiap anak memiliki warna dan kemampuan yang berbeda, bebasakan mereka untuk mengeksperesikan dengan pemikikiran yang disertai dengan kenyamanan maka dipastikan mereka akan sangat berkembang untuk berkarya. Bukan berarti pendidikan dinegri ini tidak baik, namun sedikit kita berpikir untuk merenovasi pendidikan yang ada.

Sumber: