Ahli Geologi Sebut Ada Dua Faktor Penyebab Pergerakan Tanah di Bogor

Ahli Geologi Sebut Ada Dua Faktor Penyebab Pergerakan Tanah di Bogor

Salah satu rumah warga yang rusak karena pergerakan tanah. -Sandika Fadilah/jabarekspres-

BOGOR- Pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Curug, Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan, Madang, Kabupaten Bogor hingga kini masih bergerak. Ahli Geologi mengungkapkan ada dua faktor penyebab pergerakan tanah diantaranya faktor geologi dan perubahan tata guna lahan.

Hal ini dikatakan oleh Peneliti Ahli Utama Bidang Geoteknik pada Pusat Riser Kebencanaan Geologi BRIN, Dr. Adrin Tohari dirinya menjelaskan, di bawah lapisan tanah
terdapat batu lempung yang menyebabkan air ketika hujan lebat tidak bisa masuk kedalam batu lempung sehinga terjadi perubahan kondisi air di dalam lapisan tanahnya.

Maka nantinya sewaktu-waktu dapat menimbulkan pergerakan, faktor utamanya ialah karena kontrol dari kondisi geologi di bawah permukaan yakini batu lempung itu sendiri.

"Kalau air sudah masuk ke dalam lapisan tanah dan bersentuhan dengan lapisan batu lempung, maka akan berhenti dan kemudian membentuk lapisan air tanah yang menyebabkan terjadinya pergerakan," kata Adrin Tohari kepada JabarEkpres.com via telpon, Sabtu (17/09) malam.

Dari pengamatan Ahli Geologi pergerakan tanah di Desa Bojong Koneng ini dilatarbelakangi oleh topografinya yang tidak terlalu terjal dan juga kontak antara batu lempung dan lapisan tanah di atasnya tidak curam serta landai. Sehingga pergerakan tanah nya secara perlahan merayap.

"Karena kondisi geologinya itu, maka dampaknya sangat luas, sampai menimbulkan bencana di tingkat kampung di suatu desa,"tambahnya.

Dr. Adrin Tohari menambahkan untuk faktor perubahan tata guna lahan biasannya lahan-lahan digunakan untuk persawahan serta pada bagian kaki lereng ada aliran air yang cukup deras seperti sungai yang juga menyebabkan ketika air menggerus bagian kaki dapat menyebabkan pergerakan.

"Adanya lahan basah, kemudian hujan yang lebat kemudian memicu terjadinya pergerakan di daerah itu, itu dugaan saya hasil pengamatan saya di daerah-daerah lain," lanjutnya.

Kabupaten Bogor sendiri memiliki banyak perbukitan yang dimana dijadikan tempat tinggal sehingga rawan untuk dihuni, tetapi hal ini dapat dicegah ketika masyakat dapat mengetahu struktur tanah yang baik

" Sebenarnya tidak ada masalah di wilayah perbukitan untuk tinggal, tinggal bagaimana kita bisa menjaga keseimbangan alam dan tetap waspada," katanya.

Ahli geologi meminta Pemerintah Kabupaten Bogor unuk bisa mengedukasi dan mengingatkan masyarakat yang tinggal daerah lawan longsor.

Peneliti Ahli Utama Bidang Geoteknik pada Pusat Riser Kebencanaan Geologi BRIN memberikan solusi agar para warga yang terdampak pergerakan tanah untuk di relokasi ketempat yang lebih aman.

"Kalau saya lebih baik relokasi, karena biasanya pergerakan tanah tipenendatan yang materialnya masih di sana, akan terulang lagi, kalaupun ingin kita hentikan, itu teknologinya mahal, tidak akan bisa oleh APBD, seperti memasang sesuatu tiang beton yang banyak agar pergerakannya berhenti, namun mahal,"pungkasnya*** (SFR)

Sumber: