UPI Temukan Resep Jitu Kepemimpinan Sekolah Pedesaan Bandung Barat

UPI Temukan Resep Jitu Kepemimpinan Sekolah Pedesaan Bandung Barat

[Tim peneliti UPI berfoto bersama kepala sekolah di halaman SD Negeri Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, dalam kunjungan penelitian lapangan untuk mengembangkan konsep edifikasi kepemimpinan]--

RADAR JABAR, BANDUNG BARAT - Kepala sekolah di pedesaan kini punya panduan baru untuk memimpin sekolah di era digital.

Tim peneliti Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) berhasil mengembangkan model "edifikasi kepemimpinan" yang terbukti efektif meningkatkan mutu pendidikan di sekolah pedesaan Kabupaten Bandung Barat.Model "Edifikasi kepemimpinan" Gabungkan Kearifan Lokal dengan Teknologi Digital. 

 

 

[Tim peneliti UPI berfoto bersama kepala sekolah di halaman SD Negeri Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, dalam kunjungan penelitian lapangan untuk mengembangkan konsep edifikasi kepemimpinan]

"Edifikasi kepemimpinan bukan hanya soal pengaruh atau dorongan, tetapi menjadi motivasi nyata dan contoh yang menginspirasi," ungkap Dr. Asep Suryana, M.Pd., ketua tim peneliti dari Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UPI.

Lima Sekolah Jadi Laboratorium Hidup

Penelitian ini melibatkan lima SD Negeri di pedesaan Bandung Barat sebagai lokasi uji coba. SD Negeri Cisarua menjadi tuan rumah, bersama SD Negeri Harapan Mekar (Kepala Sekolah: Jajang Karya, S.Pd.SD., M.M.), SD Negeri Cipanas 1, SD Negeri Cipanas 2, SD Negeri yang dipimpin Wina Romdhani, S.Pd., M.Pd., dan SD Negeri Budi Mulya (Kepala Sekolah: Lili Indriati, S.Pd.SD.).

Wawancara mendalam dengan para kepala sekolah untuk menggali pengalaman kepemimpinan mereka dilakukan oleh Dr. Asep Suryana, M.Pd., Asep Dikdik, M.Pd., Iqbal Nugraha Barlian, M.Pd., dan Siti Nurjanah, S.Pd.

 

[Suasana diskusi mendalam tim peneliti UPI dengan para kepala sekolah di ruang pertemuan, menggunakan laptop dan teknologi digital untuk mendukung proses wawancara dalam penelitian edifikasi kepemimpinan]

Temuan Mengejutkan soal Teknologi di Sekolah

Hasil penelitian melalui analisis menggunakan perangkat lunak khusus ATLAS.ti untuk penelitian kualitatif mengungkap fakta menarik. "Komputer memang sudah ada di sekolah, tapi belum terintegrasi dengan pengambilan keputusan kepala sekolah. Masih terpisah-pisah," jelas temuan penelitian.

Jajang Karya, kepala SD Negeri Harapan Mekar, mengakui tantangan ini. "Kami ingin menggunakan teknologi untuk memajukan sekolah, tapi perlu pendekatan yang sesuai dengan kondisi pedesaan dan tidak meninggalkan nilai-nilai budaya kita," katanya.

Sumber: