Fenomena Gemuruh dan Getaran Misterius Kerap Terjadi dan Hebohkan Warga Dua Desa di Bandung Barat

Fenomena Gemuruh dan Getaran Misterius Kerap Terjadi dan Hebohkan Warga Dua Desa di Bandung Barat

Petugas BPBD Bandung Barat saat mengecek lokasi fenomena alam misterius berupa suara gemuruh disertai getaran dan sensasi tanah yang terasa seperti anjlok secara tiba-tiba. --Dok BPBD KBB

RADAR JABAR – Fenomena alam misterius berupa suara gemuruh disertai getaran dan sensasi tanah yang terasa seperti anjlok secara tiba-tiba kerap terjadi di Desa Cimanggu di Kecamatan Ngamprah dan Desa Pasirlangu di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Meski tidak menyebabkan kerusakan pada rumah warga maupun infrastruktur, namun fenomena itu menghebohkan dan menimbulkan kepanikan warga. 

Pertama kali fenomena getaran itu dirasakan warga pada Jumat, 25 Juli 2025, dan terus berulang hingga Selasa, 29 Juli 2025. Anehnya suara gemuruh dan getaran tersebut tidak tercatat dalam sistem pemantauan kegempaan resmi.

Seorang warga RW 13 Desa Cimanggu bernama Cahya mengaku merasakan fenomena tersebut sebanyak tiga kali dalam sehari. Dia merasakan ada perbedaan dari gempa biasa, pada getaran yang terjadi seperti ada permukaan tanah amblas sekaligus.

BACA JUGA:Jelang Musda, Kedewasaan Berpolitik Tiga Kandidat Ketua KNPI Cimahi jadi Wajah Baru

BACA JUGA:Marak Pedagang Ayam Liar, Pedagang Ayam di Pasar Tradisonal Cimahi Ancam Lakukan Demo

”Kalau yang saya rasakan, kejadiannya sudah tiga kali, tepatnya pukul 05.00, 09.00, dan 14.00 WIB pada hari Jumat seperti ada gempa. Tapi ini beda,” ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu (2/8/2025).

Saat dikonfirmai, Petugas Lapangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB Suheri membenarkan adanya fenomena getaran yang menghebohkan warga tersebut. Bahkan dia mengakui fenomena serupa juga dilaporkan warga dari RW 07, 08, 10, 11, 12, 14, dan 15 di Desa Cimanggu. 

”Getaran dan gemuruh juga terjadi di Desa Pasirlangu. Kejadian dirasakan juga warga di RW 02 RT 01 dengan waktu kejadian yang hampir bersamaan,” terangnya.

Suheri mengaku, saat ini tim BPBD tengah melakukan peninjauan serta pemetaan di lokasi kejadian. Dia mengatakan, sari hasil assessment pihak BPBD, belum ditemukan adanya kerusakan fisik maupun perubahan permukaan tanah secara kasat mata. 

”Karena laporan warga sangat konsisten, maka kami menilai perlu adanya kajian lebih lanjut,” ucapnya. 

BACA JUGA:Bupati Bandung Tegaskan Jembatan Dayeuhkolot Jadi Prioritas Pembangunan Infrastruktur

BACA JUGA:Soal Kasus PT BDS, Kepala Inspektorat Kabupaten Bandung Bantah Bertemu Vendor

Menurutnya, kejadian terakhir tercatat pada Selasa, 29 Juli 2025, sekitar pukul 02.00 WIB. ”Memang cukup banyak warga yang merasakannya. Tapi alhamdulillah, hasil pengecekan kami tidak menemukan adanya kerusakan,” ujarnya. 

Sumber: