MUI Jabar Sesalkan Pembagian Bir di Pocari Run Bandung: Ini Tindakan yang Salah

Foto tangkapan layar, bagi-bagi Bir dalam acara event lari Kota Bandung Akhir pekan lalu--
Rafani juga menyampaikan keprihatinannya terhadap pola keberagamaan masyarakat yang mulai kabur.
Selain itu, Ia juga menyinggung waktu penyelenggaraan event yang dimulai sebelum subuh di mana saat itu banyak muslim justru semestinya menuju masjid.
"Saya prihatin, menjelang subuh orang sudah berbondong-bondong di jalan untuk ikut lari. Saya tidak tahu apakah mereka shalat dulu atau tidak. Tapi kenyataannya seperti itu, dan mayoritas peserta itu kan muslim. Olahraga itu boleh, tapi kalau sampai mengorbankan shalat, jelas tidak boleh," tegas Rafani.
Menanggapi pernyataan Wali Kota Bandung, Farhan, yang menyebut insiden pembagian bir tidak menimbulkan dampak besar, Rafani menilai sudut pandang tersebut terlalu teknis dan mengabaikan dimensi keagamaan yang lebih mendalam.
"Iya, mungkin dampak langsung sih tidak ada. Tapi kalau sampai ada pembagian bir segala macam itu, ya menurut saya dampaknya sangat prinsipil. Orang awam nanti bisa menganggap bir itu sebagai minuman biasa. Padahal dari sisi kesadaran keagamaan, ini merusak," ujarnya.
Ia pun mengingatkan agar penyelenggara dan pemerintah tidak memandang remeh isu semacam ini. "Pola pikir keagamaan masyarakat sekarang ini sudah pabaliut, sudah kusut, sudah campur-campur. Makanan dicampur-campur, minuman dicampur-campur, pandangan keagamaan juga campur-campur. Hari ini mau dibawa ke mana?," tutup Rafani.* (ysp)
Sumber: