Direktur PKPLK Kemendikdasmen Tekankan MPLS Bebas dari Praktik Tak Mendidik

Direktur PKPLK Kemendikdasmen Tekankan MPLS Bebas dari Praktik Tak Mendidik

Direktur Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Saryadi saat meninjau pelaksanaan MPLS di SLBN A Citeureup Jalan Sukarasa No. 40, Kecamatan Cimahi Utara, Senin (14/7/2025). (Foto: Nur Aziz)--

RADAR JABAR – Direktur Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Saryadi menekankan pentingnya pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Saryadi menilai dengan MPLS, pihak sekolah dapat memperkenalkan lingkungan sekolah kepada siswa baru serta melakukan kegiatan yang mengarah kepada kenyamanan siswa untuk belajar, apalagi di sekolah seperti SLB.

”Kegiatan MPLS harus terbebas dari praktik-praktik yang tidak mendidik atau tidak bermanfaat. Kegiatan harus diarahkan agar siswa merasa nyaman dan siap belajar dengan semangat di lingkungan sekolah yang baru,” ungkapnya saat meninjau pelaksanaan MPLS di SLBN A Citeureup Jalan Sukarasa No. 40, Kecamatan Cimahi Utara, Senin (14/7/2025).

Hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SLB Negeri A Citereup sendiri diikuti sekitar 284 siswa dengan rincian 56 siswa naik jenjang dan 26 siswa baru.

Menurutnya, kunjungan dilakukan untuk memastikan jalannya MPLS sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Dia mengingatkan, saat pelaksanaan MPLS sebaiknya berbagai atribut yang tidak relevan dihindari. Selain itu dia juga menekankan agar selama kegiatan harus diawasi langsung oleh Pembina dan para guru.

”Di sini saya lihat para guru terlibat sepenuhnya, dan saya rasa ini praktik yang sangat baik, sesuai dengan kebijakan Kementerian,” terangnya.

BACA JUGA:Polisi Gagalkan Peredaran Uang Palsu di Cimahi dan Bandung Barat

BACA JUGA:Trilogi Sekolah Rakyat: Muliakan Wong Cilik, Jangkau yang Belum Terjangkau, Tidak Mungkin Jadi Mungkin

Ia juga mengingatkan tiga hal selama pelaksanakan MPLS yakni, mindful, meaningful, dan joyful. Menurutnya ketiga hal itu perlu dilakukan dan diperkenalkan di lingkungan sekolah secara menyeluruh agar para siswa dapat merasakan pengalaman belajar yang nyaman.

"Dengan pendekatan ini, anak-anak bisa belajar penuh kesadaran, kebermaknaan, dan tentunya menyenangkan," tandasnya.

Sementara itu, Kepala SLBN A Citereup, Gun Gun Guntara menjelaskan, karena siswa di SLB merupakan anak-anak istimewa, pendekatan kegiatan pun dibuat lebih inklusif dan menyenangkan. Menurutnya, kegiatan dimulai dengan program dari Kemendikbud.

Kemudian, pihaknya juga mengenalkan tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat yakni, dimulai dengan bangun pagi, kemudian melakukan ibadah, berolahraga, makan makanan yang bergizi, belajar, berinteraksi dengan masyarakat dan tidur lebih cepat.

”Ditambah lagi ada program dari Jawa Barat, yaitu Panca Waluya, yang juga akan kita terapkan,” terang Gun Gun.

Gun Gun menyebitkan, langkah awal yang dilakukan pihaknya selama MPLS adalah membuat siswa merasa senang terlebih dahulu, agar mereka memiliki minat dan kesiapan untuk belajar di sekolah.

Sumber: