Trilogi Sekolah Rakyat: Muliakan Wong Cilik, Jangkau yang Belum Terjangkau, Tidak Mungkin Jadi Mungkin

Menteri Sosial Saifullah Yusuf saat memberikan sambutan di Sentra Terpadu Inten Soeweno, pada Senin (14/7/2025). Foto: Regi--
RADAR JABAR - Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyampaikan, terdapat tiga prinsip utama atau trilogi pada Sekolah Rakyat. Hal itu disampaikan di Sekolah Rakyat Menengah 10 Bogor atau Sentra Terpadu Inten Soeweno.
Pertama, memuliakan wong cilik atau rakyat kecil. Menurutnya, hal itu merupakan sebuah bentuk penghormatan bagi rakyat kecil.
Karena, Sekolah Rakyat dapat memberikan rasa percaya diri bagi para siswanya dengan kesetaraan pendidikan dan fasilitas.
"Pertama memuliakan wong cilik, kaum Dhuafa, mereka yang terlupakan mereka yang suaranya nyaris tidak terdengar, mereka yang papa, mereka yang memiliki anak anak yang putus sekolah dan bahkan berpotensi untuk tidak sekolah," kata Saifullah Yusuf di Cibinong, pada Senin (14/7/2025).
Kata dia, Sekolah Rakyat memuliakan wong cilik dengan cara memberikan fasilitas sekolah unggulan, pelayanan terbaik, dan menciptakan rasa percaya diri.
"Memuliakan wong cilik dalam arti memberikan penghormatan, memberikan fasilitas sekolah unggulan, memberikan pelayanan terbaik, menumbuhkan percaya diri bahwa mereka setara dan berdaya dan tentu ini semua difasilitasi oleh negara," kata dia.
BACA JUGA:Mulainya Sekolah Rakyat di Bogor, Wali Murid: Hilang Masa Main Demi Masa Depan
BACA JUGA:Pemkab Bogor Nyatakan Tetap Mulai KBM Pukul 07.00 WIB
Gus Ipul, sapaan akrabnya, melanjutkan, menjangkau yang belum terjangkau termasuk dalam trilogi Sekolah Rakyat. Ia melanjutkan, masyarakat yang belum mampu bersaing disebut akan terjangkau oleh Sekolah Rakyat.
"Yang kedua adalah menjangkau yang belum terjangkau. Sekolah rakyat menyentuh lapisan masyarakat yang paling bawah, mereka yang selama ini tertinggal yang terbawah dalam proses pembangunan, menjangkau mereka yang tidak mampu bersaing," ucap Gus Ipul.
Kemudian, Sekolah Rakyat juga dapat mewujudkan ketidakmungkinan menjadi sebuah kemungkinan. Singkatnya, tempat pendidikan itu dapat memberikan harapan bagi masyarakat.
"Ketiga, sekolah rakyat juga memungkinkan yang tidak mungkin, sekolah rakyat memberikan harapan, menumbuhkan asa, mengubah mimpi yang tidak mungkin menjadi mungkin, sekolah rakyat melahirkan pemungkin pemungkin baru, mereka yang tidak harus sama dengan nasib orang tuanya," katanya.
Adapun, dia menjelaskan, Sekolah Rakyat mendorong kecerdasan kolektif bagi para pelajar dan bukan individualisme yang sempit.
Kemudian, Sekolah Rakyat juga digadang dapat menciptakan solidaritas dan bukan kompetisi yang timpang antara para pelajarnya.
Sumber: