Proyek Normalisasi Drainase di Rancaekek Mangkrak, Wabup Bandung Bakal Telusuri Penyebabnya

Penampakan jembatan kayu untuk menyebrangi saluran air akibat mangkraknya proyek normalisasi drainase di wilayah Desa Rancaekekwetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. (Yanuar/Jabar Ekspres)--
RADAR JABAR - Mangkraknya proyek normalisasi drainase di wilayah Desa Rancaekekwetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung masih belum ada titik terang baik terkait berapa anggaran yang dikeluarkan hingga kapan diselesaikan.
Diketahui, proyek normalisasi drainase di Jalan Raya Rancaekek-Majalaya, tepatnya wilayah RW.09 dan RW.22 Desa Rancaekekwetan itu digarap sejak awal Maret 2025 lalu. Namun sampai saat ini aktivitasnya terhenti alias mangkrak terbengkalai.
Wakil Bupati Bandung, Ali Syakieb mengatakan, baru akan melakukan penelusuran, mengenai faktor apa yang membuat proyek normalisasi drainase tersebut mangkrak.
"Nah itu harus saya cari tahu dulu, yang masalah mangkraknya apakah karena perubahan atau lainnya," kata Ali Syakieb dalam keterangannya, Jumat 20 Juni 2025.
Terkait hal ini, ia sempat memastikan titik proyek normalisasi drainase tersebut posisinya berada di mana.
Setelah disampaikan, dirinya pun mengaku akan berkoordinasi dulu dengan Bupati Bandung, Dadang Supriatna.
"Entar saya cari tahu, di daerah Rancaekek yak. Jadi kalau sekarang saya mungkin belum bisa berkomentar atau berstetmen lebih jauh lagi terkait masalah itu," bebernya.
"Paling nanti saya (coba komunikasi), kebetulan Bupati lagi di Jakarta, saya akan menanyakan (koordinasikan) masalah mangkraknya (proyek normalisasi) drainase itu," tambahnya.
Ali menyebut, terkait pembangunan infrastruktur menjadi salah satu fokus yang diprioritaskan, termasuk proyek normalisasi drainase di Rancaekek yang mangkrak, akan dikoordinasikan untuk penyelesaiannya.
"Karena memang, apa yang saya lakukan sampai sekarang, saya fokus. Walaupun saya punya teman di dunia perumahan (konstruksi) segala macam, saya sangat fokus," papar Ali.
"Dan saya ingin bilang kepada pengembang juga, di Kabupaten Bandung khususnya. Kita sangat mendukung untuk pembangunan di Kabupaten Bandung, tapi tolong usahakan lingkungan jangan sampai dirusak termasuk drainase," pungkasnya.
Diketahui, sampai saat ini masih belum ada tanda-tanda proyek diselesaikan, saluran air dibiarkan terbuka dan puluhan warga terdampak pun kini kian menjerit mendesak agar penyelesaian cepat direalisasikan.
Puluhan warga kini masih menggunakan jembatan darurat dari kayu untuk menuju kios, toko, rumah dan pemukiman karena jembatan cor telah dibongkar.
Adapun di lokasi proyek normalisasi drainase tersebut, panjangnya mencapai 400 meter. Saluran air yang terbuka itu dihiasi spanduk-spanduk keluhan dan protes warga.
Sumber: