Balai TNGC Deteksi Tiga Macan Tutul Asli di Gunung Ciremai

Balai TNGC Deteksi Tiga Macan Tutul Asli di Gunung Ciremai

Macan tutul yang terdeteksi ada di gunung ciremai.--Antaranews.com

Lebih lanjut, Toni menjelaskan bahwa Balai TNGC saat ini juga turut berkontribusi dalam mendukung pelaksanaan program Javan Wild Leopard Survey (JWLS). Program ini bertujuan untuk memperdalam penelitian mengenai struktur populasi macan tutul yang ada di Pulau Jawa.

“Keberadaan macan tutul Jawa sebagai spesies kunci sangat penting, dalam menjaga keseimbangan ekosistem di kawasan Gunung Ciremai, menjadikannya fokus utama upaya konservasi oleh berbagai pihak,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa macan tutul adalah salah satu hewan endemik yang hanya dapat ditemukan di Pulau Jawa. Sayangnya, keberadaan hewan ini semakin terancam dari waktu ke waktu.

Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk aktivitas perburuan liar yang terus berlangsung, hilangnya habitat alami mereka karena kerusakan lingkungan, serta pengalihan fungsi hutan untuk keperluan lain seperti pembangunan dan pertanian.

Dia juga menekankan bahwa macan tutul adalah spesies yang dilindungi secara hukum di Indonesia. Selain itu, hewan ini juga masuk dalam daftar CITES Appendix I, yang menunjukkan status perlindungannya di tingkat internasional. Hal ini menandakan bahwa perdagangan satwa ini sangat dibatasi karena populasinya yang sudah berada di ambang kepunahan.

Toni, sebagai salah satu pihak yang peduli terhadap konservasi satwa liar, mengimbau para pendaki gunung untuk selalu berhati-hati dan waspada selama melakukan aktivitas pendakian. I

a mengingatkan pentingnya mematuhi aturan yang telah ditetapkan, seperti selalu menggunakan jalur pendakian resmi yang sudah disediakan dan melaporkan kepada pihak berwenang jika mendapati tanda-tanda keberadaan macan tutul di sekitar lokasi pendakian.

Meskipun demikian, dia juga menambahkan bahwa secara alami, hewan liar seperti macan tutul cenderung menghindari interaksi langsung dengan manusia. Namun, kewaspadaan tetap diperlukan agar pendaki tidak menimbulkan gangguan pada habitat satwa tersebut, sekaligus menjaga keselamatan diri.

“Kami berharap hasil survei JWLS yang direncanakan selesai pada 2025 dapat memberikan gambaran lebih lengkap mengenai populasi macan tutul Jawa, khususnya di TNGC,” ucap dia.

Sumber: