Polisi Amankan Pelaku Penyiraman Air Keras terhadap Istri dan Anak di Sukabumi
Polisi Amankan Pelaku Penyiraman Air Keras terhadap Istri dan Anak di Sukabumi --(Sumber Gambar : Antara)
Menurut Kapolsek Nagrak, Iptu Asep Suhriat, insiden ini dipicu rasa cemburu GG terhadap istrinya, Dedeh Kurniasih (45). GG mencurigai istrinya sering mengirim pesan melalui aplikasi WhatsApp (WA) kepada pria lain. Rasa cemburu yang dipendam lama akhirnya berubah menjadi amarah dan dendam.
Ketika GG pulang kerja dari luar kota pada Minggu pagi, ia langsung bertemu Dedeh yang sedang menjemur pakaian. Tanpa banyak bicara, GG menyiramkan air keras ke wajah dan tubuh Dedeh.
Tiga anak Dedeh dari pernikahan sebelumnya, Ayi Ratna, Sarif Alfian (18), dan Angga (11), berusaha melindungi ibunya. Namun, Sarif dan Angga ikut terkena siraman air keras. Bahkan, cucu tiri GG berinisial Da (4), yang sedang digendong Ayi, terkena cipratan air keras.
BACA JUGA:Pemkab Sukabumi Siapkan Lahan Relokasi untuk Korban Pergerakan Tanah
BACA JUGA:Banjir Rendam 10 Ruang Kelas SMKN 1 Kota Sukabumi
Usai melakukan aksinya, GG tidak melarikan diri. Warga sekitar yang menyaksikan kejadian tersebut segera melapor ke polisi. GG ditangkap di tempat kejadian dan langsung dibawa ke Mapolsek Nagrak.
Kasus ini kemudian dilimpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Sukabumi. GG kini ditahan di sel tahanan Mapolres Sukabumi untuk menjalani proses penyidikan lebih lanjut.
Dedeh dan Angga mengalami luka bakar parah di wajah dan tubuh, sementara korban lainnya mengalami luka ringan. Mereka telah dilarikan ke RSUD Sekarwangi Cibadak untuk mendapatkan perawatan intensif.
Motif utama tindakan kekerasan ini, menurut pengakuan GG, adalah rasa cemburu terhadap istrinya. Namun, penyidikan lebih lanjut masih dilakukan oleh pihak kepolisian.
Kapolsek Nagrak mengingatkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga adalah tindakan kriminal yang tidak dapat dibenarkan. “Kami mengimbau masyarakat untuk segera melapor jika mengetahui atau mengalami tindakan KDRT, agar kejadian serupa tidak terulang,” tutup Iptu Asep Suhriat.
Sumber: beranda antara