Penyebab Malaysia Menjadi Malaydesh hingga Rakyat Pribumi Melayu Tersingkir
Penyebab Malaysia Menjadi Malaydesh-Ist-
Kepala Kepolisian Kuala Lumpur, Komisaris Datuk Alauddin Abdul Majid, menyatakan bahwa lebih dari 60 lokasi di kedua area tersebut diperiksa dalam operasi gabungan yang dipimpin oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Ketertiban Umum Bukit Aman.
Operasi ini melibatkan 1.138 personel dari berbagai lembaga, termasuk Brigade Pusat Pasukan Operasi Umum, Unit Cadangan Federal, Departemen Bea Cukai, Departemen Imigrasi, dan Balai Kota Kuala Lumpur.
“Kami menahan lebih dari 1.101 warga negara asing yang tidak memiliki dokumen resmi, termasuk dua anak-anak,” ujar Datuk Alauddin dalam konferensi pers yang dilaporkan oleh kantor berita Bernama.
Sebagian besar WNA yang ditahan diketahui bekerja dan tinggal di area tersebut, sementara beberapa lainnya berada di sana untuk tujuan lain. Operasi ini bertujuan menertibkan aktivitas kriminal yang terjadi di kawasan Mini Dhaka dan kompleks Kota Raya, terutama yang melibatkan warga negara asing.
Dalam operasi tersebut, pihak berwenang menyita barang-barang selundupan dengan nilai total mencapai 104.530 ringgit Malaysia (sekitar Rp347,2 juta). Barang-barang selundupan ini meliputi 100 karton rokok, 80 karton minuman beralkohol, dan obat-obatan ilegal yang masuk ke Malaysia tanpa persetujuan Kementerian Kesehatan. Sebagian besar barang-barang ini diketahui berasal dari Nepal dan Bangladesh.
Operasi ini mendapatkan respons positif dari para pedagang lokal di kawasan Jalan Silang. Banyak pedagang menyambut baik tindakan tegas ini, bahkan menyerukan agar operasi serupa dilakukan lebih sering demi menjaga keamanan dan kebersihan area tersebut.
Salah satu pedagang lokal menyebutkan bahwa imigran ilegal sering menyebabkan kerusakan properti, membuat pedagang merasa takut. Beberapa warga asing sering terlibat perkelahian saat mabuk, yang bahkan merusak kios-kios di sekitar kawasan tersebut.
Masalah dengan Imigran dan Dampaknya
Sebagian besar bisnis di area Jalan Silang mempekerjakan imigran, terutama yang berasal dari Bangladesh dan Nepal. Seorang pedagang lokal yang telah berbisnis di kawasan itu selama lebih dari 10 tahun menyatakan bahwa WNA di sana sering tidak menghormati masyarakat lokal.
BACA JUGA:Mengintip Keindahan :10 Destinasi Wisata Malaysia Populer untuk Liburan yang Menyenangkan!
BACA JUGA:Kemendag Dukung Pembukaan Toko Produk Khusus Indonesia di Malaysia
Ia menyoroti perilaku warga negara asing, khususnya Rohingya, yang "mengambil alih" tempat itu seperti desa mereka sendiri, tanpa memperhatikan norma kebersihan atau etika masyarakat setempat. Mereka kerap meludah sembarangan, bersikap tidak sopan, dan memicu masalah sosial.
Meskipun operasi besar-besaran yang dilakukan pihak Malaysia berhasil menertibkan kawasan Mini Dhaka, dampaknya tidak bertahan lama.
Dalam waktu kurang dari dua minggu setelah operasi, suasana di sekitar Jalan Silang kembali seperti semula. Kawasan itu kembali dipenuhi warga asing dari berbagai negara, termasuk Myanmar, Bangladesh, Pakistan, dan India, yang memenuhi hampir setiap sudut Jalan Silang dan Lebuh Pudu.
Keberadaan koloni asing di Malaysia sebenarnya bukan hal baru. Namun, tampaknya ada pembiaran dari pihak pemerintah, meskipun masyarakat setempat merasa resah.
Untuk mengatasi masalah ini secara efektif, Kepolisian Kerajaan Malaysia dan pihak imigrasi seharusnya meningkatkan frekuensi operasi di lokasi-lokasi yang teridentifikasi sebagai pusat aktivitas imigran ilegal.
Sumber: