Perluas Layanan, Biskita Transpakuan Kota Bogor Operasikan Dua Koridor di 2025
Biskita Transpakuan Hadir di Dua Koridor Tahun Depan--Antaranews.com
RADAR JABAR - Operasional transportasi massal Biskita Transpakuan di Kota Bogor, Jawa Barat, dipastikan akan terus berlanjut meskipun menghadapi tantangan terkait pendanaan. Mulai tahun 2025, transportasi ini akan tetap beroperasi di dua koridor setelah pemerintah daerah menyetujui alokasi anggaran sebesar Rp10 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor untuk tahun tersebut.
Hingga saat ini, Biskita Transpakuan masih melayani masyarakat di empat koridor, yaitu koridor 1, 2, 5, dan 6, dengan subsidi yang berasal dari pemerintah pusat.
Namun, subsidi ini diperkirakan akan berakhir pada penghujung tahun 2024, sehingga pemerintah daerah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk memastikan layanan transportasi tetap berjalan.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor, Hery Antasari, menjelaskan bahwa dua koridor yang akan tetap beroperasi pada 2025 merupakan koridor-koridor yang paling menguntungkan. Penentuan ini dilakukan melalui kajian dan penghitungan mendalam untuk memastikan keberlanjutan operasional transportasi massal tersebut.
BACA JUGA:Lagi, Desa Karangligar Karawang Diterjang Banjir
BACA JUGA:Petugas KPPS di Karawang Meninggal Saat Bertugas, Keluarga Terima Santunan Rp42 Juta
“Jadi tidak akan ada perubahan halte. Mungkin koridor kami akan membiayai dua (koridor) dulu, yang mana dari empat (koridor) ini dua ini adalah yang paling tinggi dan juga paling secara ekonomi paling masuk. Sudah dihitung dan dikaji,” ujarnya pula.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) di bawah Kementerian Perhubungan, performa layanan Biskita Transpakuan menunjukkan perkembangan yang menggembirakan pada September 2024. Salah satu indikatornya adalah load factor, atau tingkat keterisian penumpang, yang mencatat tren positif di semua koridor yang ada.
Data yang dirilis oleh BPTJ menunjukkan capaian yang bervariasi di setiap koridor. Pada Koridor 1, tingkat keterisian penumpang mencapai angka 65,23 persen, menandakan tingkat penggunaan yang cukup baik. Sementara itu, Koridor 2 berhasil melampaui target yang ditetapkan dengan load factor mencapai 111,89 persen, menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap layanan ini.
Namun, performa di koridor lainnya masih perlu ditingkatkan. Sebagai contoh, Koridor 5 mencatat tingkat keterisian sebesar 49,67 persen, sedangkan Koridor 6 baru mencapai 23,65 persen, yang menunjukkan tantangan dalam menarik lebih banyak pengguna.
BACA JUGA:Pilkada Kabupaten Bogor Tidak Menarik Minat Gen Z
BACA JUGA:Hasil Quick Count LS Vinus, Paslon Rudy-Jaro Unggul Telak dalam Pilkada Bogor 2024
Di sisi lain, Hery, salah satu pihak terkait, menjelaskan bahwa alokasi anggaran sebesar Rp10 miliar akan digunakan untuk mendukung operasional layanan Biskita Transpakuan. Anggaran ini akan tetap menggunakan skema buy the service, yang telah diterapkan sebelumnya.
Skema ini memungkinkan pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan transportasi umum agar tetap terjangkau bagi masyarakat.
Sumber: