Kemenkomdigi Prioritaskan Kampanye Masif Program Makan Bergizi Gratis
Siswa menyantap makanan saat pelaksanaan uji coba makan bergizi gratis di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2024). --ANTARA/Siti Nurhaliza
RADAR JABAR - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyatakan bahwa salah satu program prioritas jangka pendek kementeriannya adalah melakukan kampanye masif untuk mendukung program pemerintah Makan Bergizi Gratis.
"Yang terakhir juga menjadi prioritas adalah bagaimana Kemenkomdigi dapat mendukung program prioritas pemerintah di antaranya Makan Bergizi Gratis melalui kampanye program secara masif," kata Meutya dalam rapat kerja pertama dengan Komisi I DPR RI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, pada Selasa (5/11).
Meutya menekankan pentingnya program ini untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan masyarakat agar aktif berpartisipasi dalam program tersebut.
"Ini kita anggap penting sebagai pelibatan masyarakat, pengetahuan masyarakat agar masyarakat juga dapat mendukung dan terlibat aktif dalam program pemerintah khususnya Makan Bergizi Gratis," ujarnya.
BACA JUGA:Presiden Prabowo Resmi Melantik Basuki Hadimuljono sebagai Kepala OIKN
BACA JUGA:Rapat Paripurna DPR RI Menyetujui Naturalisasi Kevin Diks
Program Makan Bergizi Gratis, yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, direncanakan mulai pada 2025 sebagai bagian dari agenda prioritas pemerintah.
Program ini menargetkan anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, dengan alokasi anggaran Rp71 triliun yang dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Tujuan utamanya adalah menyediakan makanan bergizi secara gratis untuk menekan angka kekurangan gizi, meningkatkan kesehatan, dan membangun fondasi kecerdasan generasi muda melalui asupan makanan yang sehat.
Program ini akan menjangkau sekitar 82,9 juta jiwa. BGN telah menunjuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan koperasi sebagai pemasok bahan pangan. Selain itu, akan dibentuk satuan pelayanan gizi (SP) di seluruh desa dan kelurahan, dengan skala layanan 1 SP untuk 3.000 jiwa, meliputi anak-anak PAUD hingga SMA, ibu hamil dan menyusui, serta balita.*
Sumber: antara