Mengapa Orang Bodoh Selalu Dipelihara di Indonesia? Ini 5 Alasannya

Mengapa Orang Bodoh Selalu Dipelihara di Indonesia? Ini 5 Alasannya

Mengapa Orang Bodoh Selalu Dipelihara-RJ-

RADAR JABAR - Ketika membahas masalah terbesar di negara ini, salah satunya adalah masalah pendidikan. Berdasarkan penelitian dari Program for International Student Assessment (PISA), pendidikan di Indonesia tertinggal selama 128 tahun dibandingkan dengan negara-negara lain.

Hal ini memberikan gambaran betapa jauh tertinggalnya pendidikan kita. Tentu saja, kondisi ini berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) anak-anak di Indonesia.

Selain kualitas pendidikan formal, kita juga dapat melihat rata-rata IQ penduduk di Indonesia. Menurut penelitian dari World Population Review pada tahun 2022, rata-rata IQ penduduk Indonesia adalah 78,49.

Hal ini sempat menjadi perhatian karena IQ pada angka ini kurang lebih berada di bawah rata-rata IQ gorila. Namun, data terbaru menunjukkan bahwa rata-rata IQ penduduk Indonesia saat ini adalah sekitar 92,64.

BACA JUGA:4 Sisi Gelap Indonesia yang Buat Rakyatnya Geleng-Geleng Kepala

BACA JUGA:13 Perilaku Ini Bisa Membuatmu Terlihat Bodoh di Depan Orang Lain

Meskipun ada peningkatan, IQ tersebut masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, di mana Indonesia berada pada peringkat terbawah dalam hal rata-rata IQ penduduk.

Banyak masyarakat Indonesia yang masih kurang teredukasi. Sebenarnya, ketidakpahaman bukanlah hal yang memalukan selama seseorang mau terus belajar. Namun, masalahnya adalah banyak masyarakat Indonesia yang memiliki sikap anti terhadap edukasi dan menganggap pendidikan tidak penting.

Mengapa Orang Bodoh Selalu Dipelihara?

Kita tidak perlu mencari data dari sumber lain untuk memahami hal ini; cukup lihat banyaknya masyarakat yang terjebak dalam hoaks, anti terhadap edukasi, dan berbagai isu lainnya.

1. Memancing Audiens Berita Hoaks

Kami pribadi merasa prihatin melihat banyak rakyat Indonesia yang mudah tertipu oleh berita hoaks, terlibat dalam perdebatan yang tidak penting, dan sebagainya.

Realitas ini menunjukkan bahwa mereka kehilangan kemampuan untuk berpikir kritis dan membedakan antara kebenaran dan kebohongan. Contohnya, banyak konten di TikTok yang sebenarnya adalah opini atau editan, namun penonton seringkali menganggapnya sebagai fakta yang sudah terjadi.

Salah satu contohnya adalah seperti yang terjadi kemarin di TikTok. Secara tidak sengaja, kami melihat sebuah konten yang menyoroti pernyataan Rocky Gerung yang mengatakan bahwa Indonesia tidak akan maju jika masih ada Habib-Habib di Indonesia.

BACA JUGA:Kepala Buzzer Israel Sebar Propaganda dalam Bahasa Indonesia, Netizen: Kita Tidak Sebodoh Itu

BACA JUGA:Mengapa Orang Bodoh Merasa Pintar? Kenali Istilah Dunning Kruger Effect

Sumber: