Aset Ekonomi Syariah Global Diperkirakan Meningkat Jadi 6,7 Triliun Dolar AS pada 2024
Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari pada acara peresmian Center For Sharia Economic Development (C-SED) Institute For Development of Economics And Finance (Indef) di Jakarta, Selasa (3/9/2024).-- ANTARA/Sinta Ambar
RADAR JABAR - Sekretaris Kementerian BUMN, Rabin Indrajad Hattari, mengungkapkan bahwa aset keuangan Islam global pada tahun 2022 tercatat mencapai 4,5 triliun dolar AS dan diperkirakan akan tumbuh menjadi 6,7 triliun dolar AS pada tahun 2024.
Rabin menekankan bahwa Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki peluang besar untuk mengembangkan ekonomi syariah.
“Di tahap global, aset keuangan Islam di dunia mencapai 4,5 triliun dolar AS (pada 2022) dan diperkirakan mencapai 6,7 triliun dolar AS pada 2024,” ujarnya di Jakarta, Selasa (3/9).
Namun, ia juga mencatat adanya tantangan, seperti rendahnya literasi dan inklusi keuangan, kurangnya produk dan layanan syariah, serta keterbatasan sumber daya manusia di sektor syariah.
BACA JUGA:Penting! Kenali 3 Mindset Pengusaha Sebelum Kamu Memulai Bisnis
BACA JUGA:Demi Keberlangsungan Operasional, PT BIJB Disuntik BTT hingga Rp52 Miliar
Rabin mengajak Institute For Development of Economics and Finance (Indef) dan pemerintah untuk bersinergi dalam mengatasi tantangan-tantangan tersebut.
Dalam upaya memajukan ekonomi syariah, Kementerian BUMN telah membentuk Bank Syariah Indonesia (BSI) yang berfokus pada perbankan syariah.
Untuk meningkatkan literasi finansial syariah, BSI aktif mengedukasi masyarakat tentang produk dan layanan syariah yang inovatif dan mudah diakses, dengan memanfaatkan teknologi digital untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Sumber: antara