12 Siswa SDN Legokhayam Cimenyan Bandung Diduga Keracunan MBG, Ini Langkah SPPG

12 Siswa SDN Legokhayam Cimenyan Bandung Diduga Keracunan MBG, Ini Langkah SPPG

12 Siswa SDN Legokhayam Cimenyan Bandung Diduga Keracunan MBG, Ini Langkah SPPG--Istimewa

RADAR JABAR - Sebanyak 12 siswa SDN Legokhayam, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, mengalami muntah-muntah secara berulang.

Kondisi para siswa itu terjadi diduga usai menyantap makanan dari program makanan Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis, 21 Agustus 2025.

Belasan siswa yang diduga keracunan tersebut langsung dilarikan ke klinik oleh orang tuanya masing-masing.

Menanggapi hal itu, Ketua SPPG Kecamatan Cilengkrang, Egi Ermawan mengaku sudah bertemu dengan orang tua siswa yang terdampak. 

Ia memastikan pihaknya akan memperketat pengawasan dan mengevaluasi prosedur penyajian.

"Tadi kita sudah bermusyawarah secara baik-baik. Ada masukan dari orang tua yang akan jadi bahan evaluasi agar lebih ketat lagi sesuai SOP," ungkap Egi saat dikonfirmasi, Kamis, 21 Agustus 2025.

Ia menegaskan bahwa dari 300 porsi makanan yang dibagikan di SDN Legokhayam, hanya 12 siswa yang dilaporkan mengalami gejala muntah-muntah.

"Alhamdulillah tidak ada yang dirawat. Semua bisa ditangani dengan obat maupun pemeriksaan dokter," ungkapnya.

Dijelaskan Egi, proses memasak dilakukan bertahap agar makanan tetap segar.

"Kalau masak pagi ya khusus untuk shift pagi, sedangkan yang siang dimasak lagi menjelang jam makan siang. Jadi tidak sekaligus, ada jeda waktunya," terangnya.

Ia menambahkan, tim dapur MBG bekerja dengan pengawasan ahli gizi dan koki berpengalaman. 

"Ahli gizi sudah kami libatkan untuk menghitung takaran, gramasi, hingga ketahanan makanan. Proses pembersihan dan pengolahan pun dipisahkan antara pagi dan siang agar kualitas tetap terjaga," bebernya.

Egi juga menyebut, perbedaan waktu konsumsi bisa memengaruhi kondisi siswa. 

"Kalau yang pagi, datang langsung makan. Kalau yang siang ada jeda, sehingga kemungkinan daya tahan makanan menurun. Itu yang sedang kami evaluasi bersama," jelasnya.

Kendati begitu, pihaknya berharap kejadian ini tidak menimbulkan keresahan berlebihan.

"Alhamdulillah pihak keluarga bisa menerima. Mereka hanya minta ada perbaikan agar ke depan anak-anak tidak trauma lagi," jelasnya.

"Untuk ke depannya, saya akan evaluasi ke dapur supaya lebih baik lagi agar hal seperti ini tidak terjadi lagi," pungkas Egi.*** (ysp)

Sumber: