Kenapa Harus Waspada dengan 'Angin Duduk'? Ternyata Ini Penyebab dan Dampaknya Bagi Kesehatan
Ilustrasi--Sumber gambar: freepik.com
RADAR JABAR - Angin duduk, yang dikenal dalam istilah medis sebagai angina pectoris, adalah kondisi medis yang terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan cukup darah yang kaya akan oksigen.
Hal ini disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan pada arteri koroner yang bertugas memasok darah ke jantung. Kondisi ini sering kali menyebabkan rasa nyeri di dada yang bisa menjalar ke leher, rahang, bahu, punggung, atau lengan.
Walaupun gejalanya bisa mirip dengan serangan jantung, angin duduk bukanlah serangan jantung, tetapi merupakan peringatan bahwa seseorang berisiko tinggi mengalami serangan jantung.
Berikut adalah penjelasan tentang penyebab dan dampak angin duduk:
1. Penyebab Angin Duduk
Angin duduk umumnya disebabkan oleh aterosklerosis, yaitu penumpukan plak pada dinding arteri. Plak ini terdiri dari lemak, kolesterol, dan zat lain yang menumpuk di dalam arteri, mengakibatkan penyempitan dan penurunan aliran darah.
Ketika jantung membutuhkan lebih banyak oksigen, seperti saat berolahraga atau stres, arteri yang menyempit tidak mampu memberikan pasokan yang cukup, sehingga menyebabkan gejala angina.
Selain aterosklerosis, faktor lain yang bisa memicu angin duduk termasuk hipertensi (tekanan darah tinggi), kolesterol tinggi, diabetes, obesitas, kebiasaan merokok, dan kurangnya aktivitas fisik. Faktor-faktor ini dapat meningkatkan risiko terjadinya penyempitan arteri koroner dan memperburuk gejala angina.
2. Gejala Angin Duduk
Gejala utama angin duduk adalah rasa nyeri atau tekanan di dada yang muncul saat jantung tidak mendapatkan cukup oksigen. Rasa nyeri ini sering digambarkan sebagai sensasi berat atau sesak di dada, dan bisa menjalar ke bagian tubuh lain seperti leher, rahang, punggung, bahu, atau lengan kiri. Gejala lainnya meliputi:
- Sesak Napas: Kesulitan bernapas atau napas pendek bisa terjadi bersamaan dengan nyeri dada.
- Keringat Dingin: Banyak orang yang mengalami angina merasakan keringat dingin tanpa sebab yang jelas.
- Mual: Rasa mual dan pusing bisa menyertai gejala angina, terutama pada wanita.
- Kelelahan: Rasa lelah yang berlebihan, bahkan setelah aktivitas fisik ringan, bisa menjadi tanda adanya masalah pada jantung.
Gejala angin duduk biasanya berlangsung selama beberapa menit dan bisa mereda dengan istirahat atau pemberian nitrogliserin, obat yang membantu melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke jantung. Namun, jika gejala berlangsung lebih dari 20 menit, hal ini bisa mengindikasikan serangan jantung, yang memerlukan penanganan medis segera.
BACA JUGA: 7 Dampak Sering Begadang Bagi Kesehatan, Bisa Menyebabkan Penuaan Dini?
3. Jenis-Jenis Angin Duduk
Angin duduk dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan pola dan intensitas gejalanya, yaitu:
- Angina Stabil: Ini adalah jenis angina yang paling umum. Gejalanya cenderung dapat diprediksi dan biasanya terjadi saat aktivitas fisik atau stres emosional. Angina stabil biasanya mereda dengan istirahat atau obat.
- Angina Tidak Stabil: Ini adalah kondisi yang lebih serius di mana gejala bisa terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi. Angina tidak stabil tidak selalu merespon dengan baik terhadap istirahat atau obat, dan bisa menjadi tanda awal serangan jantung.
- Angina Prinzmetal (Angina Varianta): Ini adalah jenis angina yang jarang terjadi, disebabkan oleh kejang pada arteri koroner yang menyebabkan penyempitan sementara. Gejalanya sering terjadi saat istirahat dan bisa cukup parah.
4. Dampak Angin Duduk bagi Kesehatan
Angin duduk bukan hanya sekadar nyeri dada yang mengganggu, tetapi juga merupakan tanda peringatan adanya masalah serius pada jantung. Jika tidak ditangani dengan baik, angin duduk bisa menyebabkan berbagai komplikasi yang mengancam nyawa, di antaranya:
-
Sumber: