Hujan Deras di Pakistan Utara Menyebabkan Hancurnya Sejumlah Wilayah dan Longsor, Sedikitnya 35 Orang Tewas
Hujan Deras di Pakistan Utara Menyebabkan Hancurnya Sejumlah Wilayah dan Longsor, Sedikitnya 35 Orang Tewas --Sumber gambar: Antaranews.com
RADAR JABAR - Hujan deras yang menyebabkan banjir bandang terus melanda Pakistan utara pada Rabu (31/7), menghancurkan sejumlah wilayah, memicu longsor, dan menewaskan sedikitnya 35 orang dalam 48 jam terakhir, menurut pejabat dan warga setempat.
Bencana ini terjadi di sebagian besar distrik Chitral yang indah di barat laut provinsi Khyber Pakhtunkhwa, di mana curah hujan lebat dan banjir bandang menghancurkan rumah, jembatan, dan ternak, serta memutus akses ke puluhan desa.
Hujan deras juga memicu longsor, menyebabkan aliran lumpur, dan batu-batu besar jatuh dari tebing, menghalangi beberapa jalan raya di berbagai lokasi.
Menurut Otoritas Manajemen Bencana Provinsi, 19 orang meninggal dunia dan 15 lainnya terluka di beberapa tempat berbeda di provinsi tersebut dalam 48 jam terakhir akibat hujan.
Dilaporkan bahwa 11 anggota keluarga tenggelam ketika air hujan membanjiri ruang bawah tanah sebuah rumah di distrik Kohat pada Selasa (30/7).
Sementara itu, delapan orang lainnya meninggal setelah tersambar petir di gurun Thar selatan pada hari yang sama.
Ratusan wisatawan terjebak selama dua hari karena jembatan utama yang menghubungkan tujuan wisata populer Kaghan dan Naran terputus akibat banjir bandang.
BACA JUGA: Hampir Tiga Bulan Tanpa Hujan, BMKG Laporkan Kekeringan di Beberapa Daerah
Departemen Meteorologi Pakistan memperkirakan hujan lebat dan banjir akan melanda seluruh negeri, termasuk kota-kota besar seperti Karachi, Lahore, dan Islamabad, mulai 2 hingga 6 Agustus.
Otoritas Manajemen Bencana Nasional, sebuah badan milik negara yang mengoordinasikan berbagai lembaga bantuan dan penyelamatan, telah meminta pihak berwenang untuk tetap waspada dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian manusia dan infrastruktur akibat kemungkinan hujan.
Musim hujan yang terjadi pada Juli hingga Agustus telah lama menyebabkan kerusakan di seluruh negara Asia Selatan, namun intensitas dan ketidakpastiannya telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama karena perubahan iklim.
Sumber: antaranews.com
Berita Terkait
2 minggu
2 minggu
1 bulan