Mesir Peringatkan Risiko Perang Baru di Lebanon dan Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Mesir Peringatkan Risiko Perang Baru di Lebanon dan Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Mesir Peringatkan Risiko Perang Baru di Lebanon dan Serukan Gencatan Senjata di Gaza --(Sumber Gambar : Antara)

RADAR JABAR - Pada Minggu (28/7), Mesir memperingatkan tentang risiko membuka medan perang baru di Lebanon dan menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza. Peringatan ini muncul setelah tewasnya 12 orang akibat serangan rudal di kota Druze Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Israel menuduh Hizbullah bertanggung jawab atas serangan yang terjadi pada Sabtu (27/7), namun kelompok Lebanon tersebut membantah keterlibatannya. Dalam pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri Mesir menyatakan bahwa pembukaan front perang baru di Lebanon "dapat menyeret wilayah itu ke dalam perang regional habis-habisan." Ucapnya.

Pernyataan ini menekankan pentingnya "mendukung Lebanon, rakyatnya, dan lembaga-lembaga di negara itu, serta menyelamatkan negara dari kengerian perang."pungkasnya.

 

BACA JUGA:Biden Berjanji Untuk Terus Berupaya Akhiri Perang Di Gaza

 

Selain itu, Mesir menyerukan kepada negara-negara berpengaruh untuk segera campur tangan guna menyelamatkan rakyat di wilayah tersebut dari konsekuensi bencana lebih lanjut dari perluasan konflik, yang dapat mengancam perdamaian dan keamanan internasional.

Mesir juga menyerukan untuk mencapai "gencatan senjata segera dan menyeluruh untuk mengakhiri penderitaan kemanusiaan di Jalur Gaza sesegera mungkin." Kekhawatiran meningkat tentang kemungkinan perang besar antara Israel dan Hizbullah di tengah eskalasi serangan lintas perbatasan antara kedua belah pihak.

 

BACA JUGA:Kamp Pengungsi di Gaza Dihantam 63 Serangan dalam Sepekan oleh Israel

 

Eskalasi ini terjadi di tengah serangan mematikan Israel di Gaza, yang telah menyebabkan lebih dari 39.300 korban jiwa sejak Oktober 2023, menyusul serangan oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas.

Peringatan dari Mesir ini menjadi pengingat akan bahaya perluasan konflik yang bisa mengancam stabilitas regional dan internasional, serta mendesak semua pihak untuk mencari jalan menuju perdamaian dan mengakhiri penderitaan kemanusiaan yang sedang berlangsung (*).

Sumber: branda antara