Ternyata Ini Alasan Negara-Negara Arab Enggan Bantu Palestina Melawan Zionis Israel

Ternyata Ini Alasan Negara-Negara Arab Enggan Bantu Palestina Melawan Zionis Israel

Alasan Negara-Negara Arab Enggan Melawan Israel -Ist-

Kondisi itulah yang melatarbelakangi Arab Saudi, Yordania, Mesir, bahkan negara muslim lainnya untuk menolak berbagai upaya yang bertujuan memindahkan warga Palestina.

Sampai-sampai Presiden Mesir tidak segan memberi seruan penyemangat kepada warga Palestina dengan berkata, "Perjuangan Palestina adalah pangkal dari semua perjuangan, dan semua perjuangannya harus dihormati bangsa Arab. Karena itu, penting bagi penduduk Palestina untuk tetap teguh dan tinggal di tanah mereka sendiri."

Setelah mendengar penjelasan tersebut, sudah sangat jelas jika negara-negara Timur Tengah enggan membantu dari sisi militer bukan karena tidak prihatin, melainkan karena khawatir kondisi yang lebih buruk bisa menimpa Palestina.

Terlebih lagi, selama agresi Zionis berlangsung, beberapa negara Timur Tengah sangat peduli terhadap Palestina, entah dengan mengusulkan gencatan senjata permanen atau memberikan bantuan logistik.

Buktinya, pada Maret 2024 kemarin, Arab Saudi mengumumkan donasi sebesar 40 juta USD atau setara Rp625,8 miliar untuk pengungsi Palestina. Selanjutnya, CNN melaporkan bahwa putra mahkota Muhammad bin Salman berjanji akan membangun kembali Gaza jika Palestina sudah benar-benar merdeka.

Selain Arab Saudi, Turki juga tak ketinggalan mengirim bantuan kepada Palestina. Bantuan itu disampaikan langsung oleh Menteri Kesehatan Turki, Fahrettin Koca, di mana ia mengatakan bahwa pemerintah Turki telah mengirim bantuan dengan menggunakan beberapa pesawat. Jenis bantuannya pun tak main-main.

BACA JUGA:Indonesia Desak Israel Akhiri Pendudukan Ilegal di Palestina Menyusul Fatwa Hukum ICJ

Pada tanggal 22 Oktober, misalnya, Turki menerbangkan pesawat bantuannya yang berisi 20 tenaga medis, berbagai macam jenis obat-obatan, dan perbekalan kesehatan lainnya. Besoknya, pada tanggal 23 Oktober, Turki kembali mengirimkan dua pesawat untuk mengangkut lebih banyak pasokan. Hingga akhir pekan lalu, total 213 ton bantuan kemanusiaan dikirimkan ke Gaza melalui perbatasan Mesir.

Kemudian, ada Uni Emirat Arab yang juga mengirimkan beberapa pesawatnya ke Gaza untuk membantu warga sipil. Bekerja sama dengan Program Pangan Dunia, UEA mengirim pesawat berisi 68 ton pasokan makanan pokok yang langsung dikirim ke Gaza melalui jalur Rafah, Mesir. Bahkan, pemerintah Uni Emirat Arab juga mengaku akan terus mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Negara selanjutnya yang juga turut membantu warga Palestina adalah Qatar. Selama ini, Qatar bisa dibilang salah satu negara yang telah banyak membantu warga Palestina sejak konflik Hamas-Israel pecah.

Bahkan, sebagai negara yang setuju dengan resolusi gencatan senjata pada sidang Majelis PBB, Qatar juga menjaga hubungan dengan kelompok militan Palestina dan Amerika Serikat. Hal itu dilakukan Qatar sebab negara terkaya keempat di dunia itu menjadi perantara negosiasi untuk membebaskan sekitar 200 sandera yang ditahan oleh militan Hamas.

Mengikuti jejak dua negara Arab sebelumnya, Yordania merupakan negara Arab selanjutnya yang turut memberi bantuan kepada warga Palestina. Sebagaimana dikutip dari The Jordan Times, Sekretaris Jenderal Organisasi Amal Hasyimati Yordania, Husein Shibli, mengumumkan bahwa bantuan berupa peralatan medis, paket makanan, dan air bersih telah sampai di Gaza pada tanggal 24 Oktober kemarin.

Memang, tidak bisa dipungkiri bahwa melihat agresi Zionis Israel dalam beberapa bulan terakhir membuat banyak negara di dunia ini marah, bahkan negara-negara yang boleh dikatakan memiliki hubungan baik dengan Israel dalam 3 tahun terakhir justru mulai mempertimbangkan hubungannya.

BACA JUGA:Delegasi Palestina Minta Rombongan Atlet Israel Tidak Berpartisipasi di Olimpiade Paris

Bahrain, contohnya, pada tahun 2020 lalu, adalah salah satu negara Arab yang dicap sebagai pengkhianat karena menyetujui Abraham Accord atau perjanjian yang menormalisasi hubungan dengan Israel. Namun, perjanjian itu sepertinya memberi penyesalan kepada pihak Bahrain setelah melihat kondisi Muslim Palestina saat ini.

Sumber: