Kenya Berkomitmen Hentikan Kekerasan dan Penjarahan Dengan Segala Cara

Kenya Berkomitmen Hentikan Kekerasan dan Penjarahan Dengan Segala Cara

Polisi anti huru hara berjalan dekat gas air mata yang dilempar kembali oleh pendukung oposisi pemerintah Kenya saat unjuk rasa di Kisumui, Kenya, Selasa (2/5/2023). Aksi tersebut merupakan bentuk protes untuk pemerintah Presiden William Ruto atas biaya h--ANTARA FOTO/REUTERS/James Keyi/foc.

RADAR JABAR - Menteri Dalam Negeri Kenya, Kithure Kindiki, berjanji untuk menghentikan kekerasan dan penjarahan yang terjadi akibat protes anti-pemerintah "dengan cara apapun" pada hari Selasa (2/7). Kindiki menyatakan bahwa "anarki, kekerasan, dan penjarahan harus dihentikan."

Komisi Hak Asasi Manusia Kenya (KNHCR) melaporkan bahwa 39 orang tewas sejak protes dimulai pada 18 Juni 2024, terkait rencana kenaikan pajak. Sebagian besar kematian disebabkan oleh luka tembak yang dialami oleh para pengunjuk rasa dan warga sipil.

BACA JUGA:3 Juta Anak di Afrika Tengah dalam Krisis Serius, PBB dan UNICEF Serukan Aksi Global

Kindiki menyebutkan bahwa tuduhan tindakan melanggar hukum oleh petugas penegak hukum akan diselidiki dan tindakan yang tepat akan diambil. Ia juga mengatakan bahwa kerusuhan yang terjadi setelah pengesahan UU Keuangan 2024 dimanfaatkan oleh geng kriminal untuk mengganggu ketertiban, melakukan pembakaran, dan meneror masyarakat.

Pemerintah memuji profesionalisme dan pengendalian diri penegak hukum, meskipun mengakui adanya korban jiwa, kerugian harta benda bernilai miliaran shilling, dan upaya untuk membakar gedung Parlemen.

BACA JUGA:Mengapa Ramalan Kiamat Diundur jadi 10 Agustus 2024? Begini Prediksi Kushal Kumar

"Selama demonstrasi hari ini yang mengakibatkan banyak properti dihancurkan oleh berbagai elemen kriminal, pasukan keamanan di seluruh negeri menangkap tersangka yang ditemukan terlibat dalam kegiatan kriminal berkedok unjuk rasa dan telah menahan mereka,” menurut Direktorat Investigasi Kriminal (DCI) pada sebuah pernyataan.

"Di Nairobi dan sekitarnya, 204 tersangka ditangkap, 35 orang di wilayah Coastal, 18 di Nyanza, dan 11 serta 4 lainnya di Rift Valley dan Eastern," tambah pernyataan tersebut.

BACA JUGA:Gedung Putih Akui Kekhawatiran Publik atas Penampilan Biden dalam Debat dengan Trump

Direktorat Investigasi Kriminal (DCI) melaporkan bahwa selama demonstrasi terakhir, banyak properti dihancurkan oleh elemen kriminal, dan pasukan keamanan telah menangkap para tersangka yang terlibat dalam kegiatan kriminal berkedok unjuk rasa. Di Nairobi dan sekitarnya, 204 tersangka ditangkap, 35 di wilayah Coastal, 18 di Nyanza, dan 15 di Rift Valley serta Eastern.

Keamanan di seluruh negeri ditingkatkan setelah kerusuhan meluas akibat RUU Keuangan 2024. Presiden Kenya, William Ruto, pada hari Rabu lalu mengumumkan bahwa dia tidak akan menandatangani RUU tersebut setelah tekanan publik. Namun, protes telah berubah menjadi demonstrasi anti-pemerintah yang menyerukan pengunduran dirinya.

Kendaraan militer dan pengangkut personel lapis baja berpatroli di Nairobi, dengan tentara bersenjata lengkap membantu polisi mencegah kekacauan, penjarahan, dan vandalisme.*

Sumber: antara