Hari Kemenangan ke-79 Dirayakan oleh Negara-negara Bekas Uni Soviet

Hari Kemenangan ke-79 Dirayakan oleh Negara-negara Bekas Uni Soviet

Sejumlah warga mengibarkan bendera Rusia dan membawa foto para pejuang yang gugur dalam Perang Dunia II di perayaan Hari Kemenangan di Monumen Tentara Uni Soviet di Sofia, Bulgaria, Kamis (9/5)--ANTARA/Anadolu

RADAR JABAR - Rusia dan beberapa negara lain yang dulunya bagian dari Uni Soviet merayakan Hari Kemenangan ke-79 untuk menghormati kemenangan mereka dalam Perang Dunia II melawan Jerman Nazi pada tahun 1945.

Di Rusia, perayaan tersebut mencakup pawai militer yang besar di Lapangan Merah Moskow, dihadiri oleh Presiden Vladimir Putin bersama dengan para pemimpin negara yang dulunya bagian dari Uni Soviet dan sekutu-sekutu Rusia seperti Kuba, Laos, dan Guinea-Bissau.

Dalam pidatonya selama pawai militer, Putin mengungkapkan penghormatan Rusia kepada para leluhur yang membela tanah air mereka dan mengecam upaya negara-negara Barat untuk "memutarbalikkan fakta" seputar Perang Dunia II.

BACA JUGA:Persetujuan Uni Eropa terhadap Akuisisi Nippon Steel terhadap Produsen Baja AS

Putin menuduh elit-elit Barat berusaha mengadu domba wilayah, menciptakan ketidaksetujuan antarsuku dan antaragama, serta mencoba untuk mengganggu kedaulatan.

"Kami menentang klaim eksklusivitas oleh suatu negara atau aliansi. Kami paham bagaimana pangkal dari ambisi yang terlalu berlebihan itu," ujar Putin.

Dia menegaskan komitmen Rusia untuk mencegah konflik global dan menahan siapa pun yang mengancam untuk memicu konflik.

BACA JUGA:PBB Minta Gencatan Senjata, Hamas Setujui, Tapi Israel Tetap Bebal Serang Rafah

"Pasukan strategis kami selalu dalam kondisi siap tempur," ujarnya dengan tegas.

Putin juga menyatakan bahwa Barat berusaha untuk "melupakan pelajaran" yang dipetik dari Perang Dunia II, meskipun nasib kemanusiaan ditentukan oleh pertempuran besar di sekitar Moskow, Leningrad, Minsk, Kiev, dan wilayah lainnya.

Selama perang, Rusia selalu memperhatikan pentingnya front pertempuran lainnya dan memberikan dukungan kepada sekutunya, kata Putin.

Putin juga menghargai perjuangan sekutu Rusia dan bangsa China dalam mengalahkan musuh bersama, baik di Eropa maupun di front Pasifik.

BACA JUGA:Israel Sekali Lagi Halangi Komisaris Jenderal UNRWA Masuk ke Gaza

"Rusia saat ini tengah melewati masa peralihan yang sulit. Nasib tanah air kita dan masa depannya tergantung masing-masing kita," kata Presiden Rusia itu.

Sumber: antara