Mooryati Soedibyo Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia Diumur 96 Tahun, Berikut Profil Lengkapnya

Mooryati Soedibyo Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia Diumur 96 Tahun, Berikut Profil Lengkapnya

Mooryati Soedibyo pendiri Mustika Ratu--istimewa

Sejak usia sangat muda, Mooryati telah terpapar oleh kekayaan budaya Jawa di Keraton Surakarta. Di tempat yang kaya akan seni dan tradisi tersebut, dia memperoleh pengetahuan tentang berbagai hal mulai dari tata krama, seni tari klasik, hingga

meramu jamu dan kosmetika tradisional. Bahkan, hobi rutinnya mengonsumsi minuman herbal telah menumbuhkan ide untuk membangun bisnis jamu kesehatan dan kecantikan.

 

Perjalanan Bisnis Pada pertengahan 1973, dengan semangat dan tekad yang kuat, Mooryati memulai bisnisnya meskipun dihadapkan pada pandangan tradisional yang menilai bahwa anggota keraton seharusnya tidak berdagang.

Namun, hal tersebut tidak menghalangi langkahnya. Dengan modal yang terbatas dan hanya dibantu oleh dua orang asisten, ia memulai produksi jamu di garasi rumahnya dengan modal Rp 25.000.

Awalnya, Mooryati hanya menjual jamu untuk membantu teman atau tetangga yang sakit, menikah, atau melahirkan. Namun, seiring berjalannya waktu, bisnisnya mulai berkembang dan mendapatkan pesanan yang lebih banyak. Dengan inovasi dan

tekad yang kuat, Mooryati mampu melebarkan sayap bisnisnya, tidak hanya dalam bidang jamu kesehatan tetapi juga kecantikan.

 

BACA JUGA:Prabowo Mengucapkan Rasa Terima Kasih kepada Presiden Jokowi Setelah Keputusan KPU

 

Kontribusi dan Penghargaan Selain sebagai pengusaha sukses, Mooryati juga dikenal sebagai pencetus kontes kecantikan Puteri Indonesia yang digelar setiap tahun sejak 1992.

Melalui Yayasan Puteri Indonesia yang didirikannya, Mooryati memberikan wadah bagi para wanita Indonesia untuk menunjukkan potensi dan kecantikan mereka.

Tidak hanya dalam dunia bisnis dan kecantikan, Mooryati juga pernah terjun ke dunia politik sebagai Wakil Ketua II Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Periode 2004-2009. Penghargaan yang diterimanya juga mencakup gelar doktor tertua di

Indonesia dari MURI dan penghargaan sebagai "Empu Jamu".

Sumber: