Hubungan Antar Ras di India dan Konflik di Dalamnya

Hubungan Antar Ras di India dan Konflik di Dalamnya

Hubungan Antar Ras di India-Unsplash/Prashanth Pinha-

Untuk mengatur hubungan sosial dengan bangsa pribumi, bangsa Arya mengembangkan sistem kemasyarakatan yang disebut sistem kasta. Sistem ini membedakan masyarakat berdasarkan fungsinya, di mana bangsa Arya memandang Dravida sebagai penduduk yang kedudukannya lebih rendah. Bangsa Arya menggolongkan diri mereka sendiri ke dalam kasta Brahmana, yang merupakan kasta tertinggi.

Hingga saat ini, perbedaan fisik yang mencolok antara penduduk Utara dan Selatan masih menjadi subjek diskriminasi di antara keduanya.

Diskriminasi Ras di India

Orang India Utara sering mengejek orang India Selatan karena warna kulit mereka, serta mengolok-olok kemiskinan dan kekunoan mereka. Mereka juga mengklaim bahwa bahasa yang digunakan oleh orang India Selatan sulit dipahami, dan mengejek cara bicara mereka.

Di sisi lain, orang India Selatan juga mengejek orang India Utara, menggambarkan mereka sebagai nakal dan ceroboh, serta menggunakan bahasa kasar.

India terbagi atas dua ras utama, yaitu Arya dan Dravida. Namun, di bagian India yang terpencil, terutama di timur laut, terdapat orang-orang yang berbeda dengan kedua ras tersebut, yaitu ras Mongoloid.

Mereka menuturkan bahasa Tibet dan Burma, serta memiliki kemiripan budaya dengan Asia Tenggara. Dipercaya bahwa mereka berasal dari Cina dan memasuki India melalui celah pegunungan utara dan timur. Mereka mendiami area luas di Lautan Hindia dan bagian lain di India Timur Laut.

BACA JUGA:Mengapa Orang India Suka Makan Pakai Tangan? Kepercayaan Ini Jadi Penyebabnya

Ciri-ciri fisik ras Mongoloid meliputi kepala bulat dan lebar, wajah dengan tulang pipi yang tinggi, hidung pipih dan panjang, serta sedikit atau tanpa rambut di wajah dan tubuh. Sebuah kota di negara bagian Assam merupakan kota metropolitan terbesar di kawasan India timur laut, dikenal sebagai gerbang menuju timur laut.

India timur laut seperti terpisah dari daratan utama India, memiliki ras yang berbeda dengan orang India utama, yaitu Arya dan Dravida. Orang India Timur Laut juga berkeyakinan Kristen. Meskipun bisa berbahasa India, ras Mongoloid ini juga menjadi korban diskriminasi, terutama dari orang India Utara, meskipun tingkat melek huruf mereka lebih tinggi.

Contohnya, ketika orang India Timur Laut pergi ke New Delhi untuk mencari pekerjaan atau mengenyam pendidikan, mereka sering mendapat perlakuan kasar dan ejekan dari orang India Utara karena fisik mereka yang mirip orang Cina.

Pada tahun 2014, ajakan-ajakan ejekan ini berujung pada kematian Midotanium, seorang mahasiswa asal Arunachal Pradesh. Kematian ini memicu protes dari orang-orang Timur Laut di New Delhi. Sebagai respons, Pemerintah India mengeluarkan peraturan yang memberikan hukuman penjara selama satu hingga lima tahun bagi pelaku pelecehan terhadap orang-orang Timur Laut.

Meskipun demikian, beberapa hinaan masih terjadi terhadap orang India Timur Laut hingga saat ini. Meskipun tidak semua orang India bersikap rasis, mayoritasnya seperti itu, yang menjadikan India dikenal sebagai negara dengan tingkat rasisme tertinggi di dunia, seperti yang dilansir dari World Population Review.

Di Indonesia, meskipun ada oknum yang bersikap rasis, sebagian besar penduduknya dikenal memiliki toleransi yang tinggi. Oleh karena itu, kita dapat berbangga tinggal di Indonesia.

Sumber: geografyi