Shehbaz Sharif Terpilih Sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kali Kedua
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif (tengah) saat tiba di lokasi pertemuan puncak negara-negara anggota Conference on Interaction and Confidence-Building Measures in Asia (CICA Summit 2022) di Astana, Kazakhstan, Kamis (13/10/2022)--ANTARA/HO-CICA Secretariat/as
RADAR JABAR - Parlemen Pakistan memilih Shehbaz Sharif sebagai perdana menteri ke-24 untuk masa jabatan kedua, tiga pekan setelah pemungutan suara nasional pada 8 Februari, pada Minggu (3/3).
Shehbaz, adik dari perdana menteri tiga kali, Nawaz Sharif, dan juga presiden dari Partai Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N), berhasil meraih 201 suara di Majelis Rendah, melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk mencapai mayoritas sederhana sebanyak 32 suara.
Dalam persaingan tersebut, Shehbaz mengungguli Omer Ayub Khan dari Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), partai yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Imran Khan yang saat itu dipenjara, dengan perolehan 92 suara. Shehbaz juga mendapatkan dukungan dari Partai Rakyat Pakistan dan beberapa partai regional.
BACA JUGA:Menlu Palestina Desak Pemberian Sanksi untuk Israel Terkait Genosida di Jalur Gaza
Jamiat Ulema Islam, partai politik keagamaan utama di Pakistan yang dipimpin oleh mantan pemimpin oposisi Maulana Fazl-ur-Rahman, bersama dengan seorang anggota parlemen dari provinsi barat daya Balochistan, tidak berpartisipasi dalam pemungutan suara.
Dalam sistem pemilihan dengan 336 anggota parlemen, seorang kandidat perlu memperoleh 169 suara untuk meraih mayoritas sederhana. Diperkirakan Shehbaz Sharif akan dilantik pada hari Senin. Saat hasilnya diumumkan oleh Ketua Parlemen Ayaz Sadiq, anggota parlemen PML(N) merespon dengan gebrakan meja dan teriakan "Sher, Sher" (singa, singa), yang merupakan simbol partai mereka.
BACA JUGA: Biden Sebut Kendaraan Tiongkok Berpotensi Memata-matai Warga Amerika
Sementara itu, anggota parlemen dari PTI, beberapa di antaranya membawa foto Imran Khan, berkumpul di depan meja ketua dan menyuarakan protes terhadap perdana menteri yang baru terpilih dan koalisi yang berkuasa selama pidato pengukuhannya.
Pemilu Pakistan pada 8 Februari diwarnai oleh aksi kekerasan dan tuduhan kecurangan. Meskipun beberapa kandidat independen yang didukung oleh PTI mendapatkan lebih banyak kursi, mereka tidak dapat membentuk aliansi, sehingga memungkinkan koalisi yang dipimpin oleh PML(N) untuk membentuk pemerintahan untuk masa jabatan lima tahun.*
Sumber: antara