Studi : 85% Laki-Laki Usia Paruh Baya di Korea Selatan Meninggal Karena Kesepian

Studi : 85% Laki-Laki Usia Paruh Baya di Korea Selatan Meninggal Karena Kesepian

Studi 85% Laki-Laki Usia Paruh Baya di Korea Selatan Meninggal Karena Kesepian-Laki-Laki Usia Paruh Baya di Korea Selatan Meninggal Karena Kesepian-Freepik

RADAR JABAR - Sebuah fenomena yang mencengangkan tengah menghantui Korea Selatan, di mana sekitar 85% pria paruh baya (usia 45-65 tahun) mengalami 'kematian sendiri. Mereka yang terlibat dalam fenomena ini kehilangan hubungan dengan teman atau keluarga, dan mayat mereka biasanya ditemukan setelah rata-rata 3 minggu.

Menurut data otopsi forensik yang dilaporkan oleh Na Joo-young, seorang profesor kedokteran forensik di Pusan National University, dari 128 kematian antara tahun 2017-2021, 108 di antaranya adalah pria, sementara 20 lainnya adalah wanita.

Fenomena 'kematian sendiri' ini dihubungkan dengan tingginya tingkat perceraian di negara tersebut, mencapai 108.700 pada tahun 2018. Kematian mereka sering dilaporkan oleh pemilik rumah sewa ketika mereka terlambat membayar sewa.

 

BACA JUGA:Banyak Tunjangan! Pemerintah Korea Selatan Salurkan Tunjangan Rp7,4 Juta Per Bulan untuk si Introvert Hangout

 

Situasi Sosial di Korea Selatan

Penyebab utama fenomena ini terletak pada kondisi sosial yang semakin kompleks di Korea Selatan. Tingkat perceraian yang tinggi menciptakan situasi di mana individu, terutama pria paruh baya, merasa terasing dan kehilangan jaringan sosial mereka. Perceraian tidak hanya memisahkan pasangan, tetapi juga dapat merusak hubungan dengan keluarga dan teman-teman.

Selain itu, tekanan ekonomi dan perubahan dalam struktur sosial dapat membuat individu kesulitan untuk menjaga hubungan sosial yang kuat. Banyak di antara mereka yang mengalami 'kematian sendiri' menghadapi kesulitan finansial atau pekerjaan, yang dapat memperburuk isolasi sosial mereka.

 

BACA JUGA:Tak Mau Menikah! Hampir Setengah Penduduk Korea Selatan Memilih untuk Jomblo, Ini Alasannya

 

Isolasi dan Kesepian

Kehilangan jaringan sosial dapat menyebabkan isolasi dan kesepian yang mendalam. Para pria paruh baya ini mungkin merasa terpinggirkan dan tidak memiliki dukungan emosional yang memadai. Dalam masyarakat yang semakin sibuk dan individualistik, penting untuk mengenali dampak kesepian terhadap kesejahteraan mental dan fisik seseorang.

Selain itu, keterlambatan pembayaran sewa sebagai pemicu utama pemilik rumah untuk melaporkan kematian menunjukkan bahwa kondisi ekonomi yang buruk dapat memperparah kesulitan individu tersebut. Mereka mungkin tidak hanya berjuang dengan kesepian, tetapi juga dengan beban finansial yang meningkat.

Sumber: