Mengetahui Karakter Seseorang Melalui Urusan Traktir Mentraktir, Pahami Etikanya!
Cara Mengetahui Karakter Seseorang Melalui Urusan Traktir Mentraktir-Ilustrasi/PB-
Saya ingin membagikan pesan dari guru saya. Beliau pernah mengajarkan bahwa kita, jika ditraktir, seumur hidup kita harus ingat nominal yang diberikan, meskipun hanya sebatas secangkir kopi. Meskipun jumlahnya mungkin kecil, seperti beberapa dolar atau puluhan ribu rupiah, kita harus mengingatnya seumur hidup. Tujuannya adalah agar kita tidak pernah berhutang kepada seseorang, meskipun tujuan orang tersebut adalah mentraktir kita.
Dalam beberapa situasi, kita mungkin memilih untuk membayar atau berbagi tagihan. Namun, bagaimana jika kita belum memiliki penghasilan? Ketika saya masih kuliah, saya memiliki kebiasaan bersama teman-teman di kampus.
Kami semua belum bekerja dan memiliki teman koordinator yang mengatur pembayaran saat kita makan bersama. Koordinasinya berjalan dengan baik karena kami semua belum memiliki pekerjaan dan masih bergantung pada orang tua.
Jadi, ketika kami makan bersama, biaya langsung dibagi rata antara 6 orang. Menurut saya, ini adalah pendekatan yang adil karena kami semua berada dalam situasi yang sama, masih belajar, dan belum memiliki penghasilan sendiri.
Bagaimana dengan kondisi ketika kita diberikan kesempatan untuk di-traktir? Dari sini, karakter seseorang langsung terlihat. Kadang-kadang, kita memesan makanan yang sebenarnya tidak sesuai dengan diri kita.
BACA JUGA: 5 Ciri Khas Seorang Introvert: Memahami Kepribadian yang Tenang dan Penuh Refleksi
Kita memesan yang paling mahal, yang sebenarnya tidak pernah kita makan sehari-hari. Biasanya, kita hanya makan makanan sederhana, namun saat ada kesempatan ditraktir, kita memesan ayam termahal, seafood termahal, bahkan mungkin kepiting termahal. Ini disebut karakter Aji Mumpung.
Mungkin kita bisa saja melakukannya, namun kita mungkin hanya menjaga hubungan sekali, karena perilaku ini bisa membuat kita terlihat tidak tulus. Jangan berharap bos besar mau menjaga hubungan dengan kita jika kita memiliki sikap Aji Mumpung. Jangan sampai memesan ulang dan membungkus makanan tanpa izin ketika kita ditraktir.
Sikap seperti ini juga mencerminkan apakah kita menghargai orang lain. Meskipun makanan enak, kita seharusnya tetap sadar dan kendalikan diri. Jadi, ketika kita duduk di meja makan bersama dengan orang lain, perhatikan momen ini di balik semua canda dan tawa. Anda mungkin akan mendengar cerita tentang tipe-tipe menarik, sikap, dan etika mereka, dan mungkin Anda akan belajar sesuatu tentang diri Anda sendiri.
Sebaliknya, ketika kita mentraktir orang, jangan mengharapkan balasan sekecil apapun. Tetapkan dalam hati bahwa kita ikhlas memberikan mereka makanan atau barang-barang yang mereka inginkan. Karena keputusan mampu atau tidaknya kita mentraktir orang adalah sepenuhnya ada pada kita. Jangan juga terlalu memaksakan mentraktir orang jika uang yang kita miliki tidak cukup. Berikan saja semampu kita.
Namun, bagaimana etikanya jika kita ingin membayar tetapi seseorang tiba-tiba ingin mentraktir kita? Cara sederhana adalah dengan menyatakan bahwa next time kita yang akan mentraktir. Ini adalah cara adil dan menghindari rasa sungkan. Jika tidak punya kesempatan untuk mentraktir balik, cara terbaik adalah dengan membawakan dia oleh-oleh, memberikan kado, atau souvenir sesuai dengan kesukaannya.
Dengan demikian, kamu sudah seimbang tanpa meninggalkan hutang apapun. Next time, kamu bisa membayar dengan berbagi hadiah, ini adalah cara yang sopan dan menghormati etika. Dengan memberikan hadiah timbal balik, kamu tidak berhutang setelah ditraktir sebelumnya.
Dengan cara ini, kita dapat menjaga hubungan yang baik dalam jangka waktu yang panjang. Semoga tips singkat ini dapat membantu mengenali watak dan karakter seseorang dari urusan traktir-mentraktir, serta membantu kita untuk meningkatkan karakter kita dalam hal ini.
Sumber: