Kenali 12 Hukum Alam Semesta yang Mengatur Kehidupan Seluruh Makhluk

Kenali 12 Hukum Alam Semesta yang Mengatur Kehidupan Seluruh Makhluk

12 Hukum Alam Semesta yang Mengatur Kehidupan Seluruh Makhluk-Ilustrasi/PX-

Hukum ini menjadi terkenal melalui buku "The Secret" yang ditulis oleh Rhonda Byrne yang sangat booming pada tahun tertentu. Intinya, hukum ini menyatakan bahwa kita dapat mencapai atau memperoleh apa pun yang diinginkan hanya dengan pikiran kita.

Semua getaran yang kita pancarkan akan menarik getaran yang sejenis, menciptakan situasi, kondisi, atau orang-orang yang getarannya sejalan. Pikiran kita memiliki keterkaitan kuat dengan alam semesta melalui kekuatan pikiran. Jika kita memfokuskan pikiran pada hal-hal positif, kemungkinan besar hal-hal positif juga akan datang dalam hidup kita.

5. Hukum Tindakan Terilhami (The Law of Inspired Action)

Hukum ini erat kaitannya dengan hukum tarik-menarik, yang menyatakan bahwa kita dapat menarik dan mewujudkan apa pun yang diinginkan dengan kekuatan pikiran. Namun, perlu diingat bahwa hal-hal yang diinginkan tidak akan muncul secara tiba-tiba tanpa adanya usaha atau tindakan dari kita.

Misalnya, jika kita menginginkan kekayaan, uang tidak akan jatuh dari langit begitu saja. Namun, kita akan mendapatkan ilham, ide, atau gagasan yang memotivasi kita untuk bergerak dan bertindak guna mewujudkannya.

Hukum tindakan ini sangat penting jika kita ingin mewujudkan impian kita di dunia ini, meskipun waktu terwujudnya tidak dapat diprediksi dengan pasti. Yang terpenting adalah kita tetap bergerak dengan mengambil tindakan untuk mewujudkan cita-cita kita.

6. Hukum Sebab dan Akibat (The Law of Cause and Effect)

Hukum ini sangat penting karena di dunia ini tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Setiap tindakan yang kita lakukan memiliki reaksi, risiko, dan konsekuensi. Apa yang kita tanam adalah apa yang akan kita tuai.

Setiap tindakan memiliki akibat, dan setiap akibat dapat menjadi sebab dari hal-hal lain. Hukum ini sering dikaitkan dengan konsep Karma, yang menyatakan bahwa setiap tindakan akan memiliki konsekuensi baik dalam kehidupan ini maupun kehidupan berikutnya. Contohnya, jika kita bersikap kasar terhadap orang, suatu saat kita mungkin akan mengalami perlakuan kasar balik.

Jika kita menipu orang, suatu saat kita mungkin akan mengalami tipu. Intinya, hukum ini mengajarkan kita untuk bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan kita sendiri, karena semuanya memiliki akibat. Oleh karena itu, lebih baik kita selalu memikirkan dengan baik sebelum bertindak.

7. Hukum Kompensasi (The Law of Compensation)

Jika kita berbuat baik dengan tulus hati, kebaikan itu akan kembali kepada kita dalam berbagai bentuk, seperti kesehatan, nama baik, persahabatan, kesempatan kedua, dan sebagainya. Namun, kunci utama untuk mengaktifkan hukum kompensasi ini adalah dengan berbuat baik secara tulus dan ikhlas.

BACA JUGA:Apakah Dosa Zina Diampuni Allah? Inilah Hukum Berzina dan Menikahi Pezina dalam Islam

Jika kita memberikan sumbangan, misalnya, haruslah dilakukan dengan hati yang tulus tanpa mengharapkan balasan atau imbalan apa pun. Jika kita berharap-harap, hukum kompensasi ini tidak akan berlaku, karena itu berarti tindakan kita tidak tulus. Intinya adalah berbuat baik tanpa pamrih.

8. Hukum Transmutasi Energi Abadi (The Law of Transmutation)

Konsepnya sederhana, energi tidak dapat diciptakan atau dihapus, tetapi dapat berubah bentuk. Hal ini dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan kita dengan mengubah energi negatif menjadi energi positif.

Misalnya, ketika sedang stres, khawatir, atau takut, energi negatif ini dapat kita ubah menjadi energi positif dengan mengubah cara berpikir, sudut pandang, dan fokus ke hal-hal positif.

Dengan demikian, kita memiliki kekuatan untuk mengubah energi dalam kehidupan kita dan meningkatkan kualitas hidup untuk menciptakan perubahan yang lebih baik. Intinya, kita memiliki kekuatan untuk merubah energi kita sendiri melalui berpikir positif dan fokus pada hal-hal baik.

9. Hukum Relatifitas (The Law of Relativity)

Hukum ini mengajarkan kita bahwa segala hal dalam hidup bersifat relatif, tergantung pada sudut pandang dan pembanding yang kita gunakan. Setiap individu memiliki cara pandangnya sendiri terhadap suatu hal, bergantung pada latar belakang pengalaman dan keadaan pribadi mereka.

Sumber: