5 Faktor Utama yang Dapat Menyebabkan Timbulnya Overthinking
5 Faktor Utama yang Dapat Menyebabkan Timbulnya Overthinking--Sumber gambar: freepik.com
Orang yang cenderung berpikir berlebihan karena perfectionisme perlu belajar untuk menerima kekurangan dan melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar, bukan sebagai bencana.
3. Memikirkan Opini Orang Lain Terlalu Banyak
Ketika seseorang terlalu memikirkan pendapat orang lain tentang dirinya, ini dapat menjadi sumber overthinking yang signifikan. Rasa takut akan penilaian dan keinginan untuk diterima oleh orang lain dapat menyebabkan analisis berlebihan terhadap setiap tindakan dan perkataan.
Orang yang terjebak dalam pikiran ini mungkin selalu mencoba memahami apa yang dipikirkan orang lain tentang mereka, bahkan jika itu hanya merupakan asumsi.
Penting untuk diingat bahwa tidak mungkin memuaskan semua orang, dan fokus pada kebenaran diri sendiri lebih penting daripada mencoba memenuhi ekspektasi orang lain. Menerima bahwa tidak semua orang akan setuju atau menyukai kita adalah langkah awal menuju pembebasan dari overthinking yang berkaitan dengan pandangan orang lain.
4. Analisis Berlebihan terhadap Kejadian Lampau
Kejadian lampau yang tidak menyenangkan atau kegagalan masa lalu seringkali menjadi sumber overthinking.
Orang cenderung memutar ulang peristiwa tersebut dalam pikiran mereka, mencari tahu apa yang bisa atau seharusnya dilakukan dengan berbagai cara. Rasa bersalah, penyesalan, atau bahkan trauma masa lalu dapat memicu overthinking yang intens.
Mengelola overthinking terkait masa lalu melibatkan penerimaan bahwa kita tidak dapat mengubah apa yang sudah terjadi.
Mencari bantuan dari profesional kesehatan mental atau melibatkan diri dalam aktivitas yang positif dan membangun dapat membantu mengalihkan fokus dari analisis berlebihan terhadap kejadian lampau.
5. Kurangnya Keterampilan Pengelolaan Stres
Keterampilan pengelolaan stres yang kurang dapat memperburuk overthinking. Ketika seseorang tidak dapat mengelola tekanan atau ketegangan dengan efektif, pikiran cenderung melarikan diri ke skenario dan perenungan yang berlebihan. Ini dapat menciptakan lingkaran setan di mana overthinking menghasilkan stres tambahan, yang kemudian memicu lebih banyak overthinking.
Mengembangkan keterampilan pengelolaan stres, seperti meditasi, olahraga, atau teknik relaksasi, dapat membantu meredakan kecenderungan overthinking.
Memahami tanda-tanda stres dan mengambil langkah-langkah preventif untuk mengatasi stres sebelum mencapai tingkat overthinking dapat menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan mental.
Kesimpulan
Sumber: