Sekjen PBB Kecam Keras Pembunuhan Terhadap Fernando Villavicen Calon Presiden Ekuador
Detik detik Calon Presiden Ekuador Fernando Villavicencio ditembak mati-@narrative_hole (tangkapan layar)-Twitter
RADAR JABAR - Antonio Guterres selaku Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengecam keras pembunuhan terhadap Fernando Villavicencio yang merupakan calon presiden Ekuador. Hal tersebut diketahui berdasarkan pernyataan juru bicara PBB serta menyatakan juga bahwa aksi tersebut merupakan ancaman demokrasi pada negara tersebut.
"Sekretaris Jendral PBB mengecam keras pembunuhan terhadap salah satu calon presiden Ekuador, Fernando Villavicencio. Serangan semacam ini merupakan sebuah ancaman besar bagi demokrasi dan mereka yang bertanggung jawab harus diadili" bunyi pernyataan dari Antonio Guterres.
Sekjen PBB itu juga menyampaikan solidaritas terhadap pemerintah serta rakyat Ekuador, terutama kepada keluarga Villavicencio. Ia juga menyatakan mengenang pertemuannya dengan Presiden Guillermo Lasso pada 21 Juli membahas mengenai keamanan di Ekuador yang makin memburuk, dampak kejahatan yang terorganisir, dan untuk melawannya perlu meningkatkan upaya nasional serta internasional.
Dalam pernyataan tersebut, PBB siap untuk terus mendukung otoritas Ekuador dalam mengatasi kekerasan yang sesuai dengan norma serta standar internasional mengenai hak asasi manusia.
Diketahui bahwa Fernando Villavicencio ditembak mati setelah meninggalkan rapat umum kampanye di Ibu Kota Quito pada Rabu (9/8). Penembakan tersebut terjadi pada pukul 18.20 waktu setempat.
Calon Presiden Fernando Villavicencio tewas ditempat usai melakukan kampanye di Ibu Kota Quito. Selain itu pelaku penembakan calon presiden tersebut juga telah tewas akibat mengalami luka ketika terjadi baku tembak dengan personel keamanan.
Aksi penembakan tersebut menyebabkan Ekuador masuk keadalam masa darurat yang telah diumumkan oleh Guillermo Lasso selaku Presiden Ekuador. Guillermo Lasso menetapkan masa darurat selama dua bulan ke depan bagi Ekuador.*
Sumber: antara