Kenali Gejala, Dan Pertolongan Pertama Pada Rabies Serta Cara Pencegahannya

Kenali Gejala, Dan Pertolongan Pertama Pada Rabies Serta Cara Pencegahannya

Waspada Terhadap Hewan Peliharaan Perlu Diperketat untuk Menghindari Terjangkitnya Pernyakit Rabies dan Penularannya. --

 

 

RADAR JABAR - Belakangan ini, masyarakat kita dihebohkan dengan kejadian penyakit infeksi rabies, bahkan diantaranya meninggal dunia. Untuk itu, sangat penting bagi kita untuk memahami tentang penyakit ini.

 

Rabies adalah penyakit infeksi akut yang sangat serius dan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat manusia dan hewan. Penyakit ini biasanya ditularkan melalui gigitan atau cakaran dari hewan yang terinfeksi virus rabies. Jika tidak cepat ditangani, rabies dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di beberapa negara sehingga memerlukan upaya pencegahan dan pengendalian yang efektif untuk meminimalkan risiko penularan penyakit ini kepada manusia.

 

 

Menurut World Health Organization (WHO), Rabies adalah penyakit virus yang dapat dicegah dengan vaksin pada 150 negara di dunia dan menyebabkan puluhan ribu kematian setiap tahun, terutama di Asia dan Afrika, 40% di antaranya adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun. Di Indonesia, rabies atau yang dikenal dengan “penyakit anjing gila” masih menjadi salah satu masalah yang mengancam kesehatan masyarakat. 

 

 

Virus rabies termasuk dalam kelompok virus RNA yang dikenal sebagai Lyssavirus dan umumnya menyebar melalui saliva (liur) hewan yang terinfeksi. Hewan yang paling umum terinfeksi dan menjadi sumber penularan rabies adalah anjing, kucing, rakun, rubah, dan kelelawar. Setelah terinfeksi, virus rabies akan menyebar melalui sistem saraf pusat dan menyebabkan peradangan pada otak dan sumsum tulang belakang. Meskipun demikian, penyakit ini dapat dicegah salah satunya dengan pemberian vaksinasi pada hewan peliharaan.

 

 

Gejala Rabies

 

Gejala awal infeksi rabies pada manusia biasanya mirip dengan flu, termasuk demam, sakit kepala, kelelahan, dan rasa tidak enak pada seluruh tubuh. Namun, seiring berkembangnya penyakit, gejalanya menjadi lebih serius, termasuk kecemasan, gangguan tidur, kesulitan menelan, kebingungan, agitasi, dan gangguan neurologis seperti kejang dan kelemahan otot. Gejala rabies pada manusia umumnya berkembang secara bertahap diawali dengan masa inkubasi dan setelah itu biasanya muncul dalam empat fase:

 


1. Fase Prodromal (gejala awal)


Fase ini berlangsung selama beberapa hari dan mirip dengan gejala penyakit flu. Gejalanya

termasuk demam, sakit kepala, kelelahan, kehilangan nafsu makan, dan rasa tidak enak pada seluruh tubuh yang tidak spesifik. Selama fase ini, seseorang mungkin juga mengalami gejala seperti gatal-gatal di tempat gigitan, sensasi tidak nyaman atau kesemutan di area gigitan.

 

2. Fase Sensoris (Rangsangan)

 

Fase ini menimbulkan nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada luka gigitan, cemas dan reaksi yang berlebih terhadap rangsangan sensorik


3. Fase Eksitasi (Fase Agitasi) 

 

Fase ini berlangsung dari beberapa hari hingga 1 minggu. Pada fase ini, gejala neurologis mulai muncul dan seseorang mengalami perubahan perilaku yang mencolok. Gejala yang umum terjadi meliputi kecemasan, kebingungan, agitasi, halusinasi, kesulitan tidur, kejang, dan sensitivitas terhadap rangsangan cahaya, suara, atau sentuhan. Pada beberapa kasus, orang yang terinfeksi rabies dapat menjadi sangat agresif atau mengalami kecemasan yang tak terkendali.

 

4. Fase Paralitik (Fase Paralisis)

 

Fase ini berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Gejalanya meliputi kelemahan otot yang progresif, paralisis, koma, dan akhirnya berujung pada kematian. Selama fase ini, pernapasan dan fungsi jantung juga dapat terpengaruh, yang berkontribusi pada tingkat kematian yang tinggi pada kasus rabies.

 

 

Hal yang harus diketahui bahwa Gejala rabies pada manusia tidak selalu mengikuti pola yang sama untuk setiap orang, dan ada variasi dalam tingkat keparahan serta durasi setiap fase. Jika seseorang dicurigai terinfeksi rabies atau telah terkena gigitan hewan yang dicurigai terinfeksi, penting untuk segera mencari perawatan medis darurat di fasilitas kesehatan terdekat, karena rabies adalah penyakit yang mematikan.

 

 

WAJIB BACA : Kenapa Orang yang Terkena Rabies Takut Air Hingga Angin

 

 

 

Pertolongan Pertama Saat Terkena Rabies

Selain anjing ada beberapa hewan lain yang dapat menularkan rabies. Contohnya kucing, kambing, kelelawar, monyet, dan lain-lain. Karena itu, apabila kamu tidak sengaja tergigit salah satu hewan tersebut, segera lakukan pertolongan pertama sebagai berikut:

 

1. Hentikan pendarahan

 

Sebelum mencuci luka, langkah pertama yang harus kamu lakukan, yaitu hentikan pendarahan terlebih dahulu. Beri tekanan pada luka selama beberapa menit untuk mengeluarkan darah. Hal ini berguna supaya kuman atau virus dalam darah juga ikut keluar dan tidak menginfeksi tubuh.

 

2. Cuci Luka

 

Tahapan selanjutnya adalah mencuci luka. Cuci menggunakan air bersih dan sabun selama 10-15 menit. Walaupun kamu tidak terkena gigitan hewan rabies, jika kamu terkena gigitan hewan apapun itu, tetap cuci bagian tersebut dengan air dan sabun. Tujuannya untuk menghindari infeksi bakteri yang mungkin terbawa dari hewan.

 

3. Oleskan Antiseptik

 

Untuk membunuh virus dan bakteri gunakan antiseptik seperti povidone-iodine atau alkohol 70 persen pada luka atau area yang dijilat atau digigit.

 

4. Hubungi Dokter atau Segera Ke Pelayanan Medis Terdekat

 

Walaupun sudah membersihkan luka dengan benar, tetapi kamu tetap dianjurkan untuk menghubungi dokter atau segera bawa ke pelayanan medis terdekat untuk mendapatkan nasihat dan pengobatan yang tepat. Tindakan pencegahan setelah paparan meliputi pembersihan luka, pemberian vaksin rabies, dan seringkali pemberian imunoglobulin rabies (RIG) sebagai perlindungan tambahan.

 

Jangan menunggu sampai gejala muncul. Jika memungkinkan, berikan informasi tentang hewan tersebut kepada dokter. Apabila kamu berada di area tertutup dengan kelelawar, segera kunjungi rumah sakit terdekat untuk mengetahui apakah ada luka gigitan kelelawar atau tidak.

Ingatlah bahwa kelelawar merupakan salah satu hewan yang biasanya membawa penyakit rabies.

 

 

Cara Mencegah Penyakit Rabies

 

Rabies harus dicegah karena sangat berbahaya bagi manusia dan hewan. Selain itu, rabies juga memberikan dampak biaya pengobatan yang mahal bagi penderitanya dan berdampak pada sosial-ekonomi. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah rabies.

 

 

Berikan Vaksin pada hewan Peliharaan 

 

Vaksinasi pada anjing, kucing, dan hewan peliharaan lainnya adalah langkah penting dalam mencegah penyebaran rabies. Pastikan hewan peliharaan kita mendapatkan vaksinasi rabies secara teratur sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh dokter hewan.

 

Waspadai gigitan Hewan

 

Jika digigit oleh hewan, terutama hewan liar atau hewan yang tidak diketahui status vaksinasinya, segera bersihkan luka dengan sabun dan air mengalir selama 10-15 menit. Kemudian segera cari perawatan medis untuk penilaian lebih lanjut dan tindakan pencegahan yang diperlukan.

 

 

BACA JUGA : Kenali 6 Ciri Ciri Hewan Terkena Rabies

 

 

 

Hindari Kontak dengan Hewan Liar 

 

Berhati-hatilah dalam berinteraksi dengan hewan liar, terutama yang berpotensi membawa virus rabies, seperti kelelawar, rubah, rakun, dan serigala. Jangan mencoba memegang atau menyentuh hewan liar tersebut, terutama jika mereka terlihat sakit atau berperilaku aneh.

 

 

Jauhi Hewan yang Mencurigakan 

 

Bila melihat hewan yang mencurigakan atau bertindak agresif, jangan lakukan kontak langsung dengan hewan tersebut. Laporkan kepada otoritas setempat, seperti polisi atau petugas berwenang lainnya agar mereka dapat menangani situasi tersebut.

Sobat sehat, edukasi tentang rabies dan tindakan pencegahan kepada masyarakat sangat penting untuk membantu meningkatkan kesadaran dan melindungi masyarakat dari rabies. Pencegahan adalah langkah terbaik untuk melindungi diri sendiri dan masyarakat dari penyakit ini. Stay safe everyone. (dr. Widya MKM) 

 

Sumber: