Imbas Kenaikan BBM, Harga Kedelai Mulai Merangkak Naik
Pengrajin tahu di Cibuntu Bandung mogok produksi pada beberapa waktu lalu. -Foto Muhamad Nizar Jabar Ekspres.-
BANDUNG - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyebut kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini telah berimbas kepada harga kedelai yang mulai merangkak naik.
Kepala Disperindag Jabar Iendra Sofyan mengatakan, kenaikan harga kedelai sudah mulai terjadi sejak dari distributor.
"Memang sudah ada kenaikan harga (kedelai) dipasar terutama dari distributor atau Kopti (Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia) baik di Kopti maupun diluar Kopti itu sudah ada kenaikan harga," katanya saat dikonfirmasi, Senin (3/10).
Untuk mengantisipasi kenaikan harga tersebut, Iendra menjelaskan, Pemerintah Pusat kini telah menyediakan program subsidi kepada para distributor Kedelai.
Program bantuan yang nantinya akan dilaksanakan hingga bulan Desember 2022, pemerintah akan memberikan subsidi sebesar Rp 1.000 kepada para distributor kedelai, untuk mengganti selisih harga per kilogramnya.
"Itu dilakukan melalui kerjasama dengan Bulog, baru dari Bulog nanti dengan Kopti atau para distributor. Sehingga yang seribu rupiah ini seyogyanya bisa dimanfaatkan dan menekan harga kedelai kepada pengrajin tahu tempe," ucapnya
Selain kedelai, kata Iendra saat ini ada beberapa kebutuhan bahan pokok lain yang juga mengalami kenaikan harga.
"Tapi ini bisa dibilang masih stabil, artinya kenaikan dan penurunan itu terjadi setiap hari tetapi, kalau naik itu tidak signifikan bahkan ada yang turun, jadi masih terkendali," ujarnya.
Maka agar kenaikan tersebut tidak semakin bertambah tinggi, ia berharap kepada Kementrian Perhubungan (Kemenhub) untuk segera mengeluarkan bantuan terhadap Ongkos logistik.
"Makanya ini kan asalnya (kenaikan harga) dari distribusi atau dipengangkutan logistik, nah program yang sementara kita lakukan adalah mengejar dihulu yakni di logistik dengan memberikan bantuan atau subsidi kepada distributor supaya mereka tidak menaikan harga," pungkasnya
(San)
Sumber: