Diwarnai Bakar Ban, GEMA Gelar Aksi Damai dan Sampaikan 15 Tuntutan di Depan Kantor Pemkab Bandung

Puluhan massa yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat (GEMA) Kabupaten Bandung menggelar aksi damai di depan gerbang Komplek Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, Soreang, pada Rabu, 3 September 2025.--
RADAR JABAR - Puluhan massa yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat (GEMA) Kabupaten Bandung menggelar aksi damai di depan gerbang Komplek Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, Soreang, pada Rabu, 3 September 2025.
Massa mulai berdatangan sekitar pukul 15.30 WIB dengan berjalan kaki menuju lokasi sambil membawa spanduk bertuliskan "Tuna Empati Polisi dan DPR" serta "Climate Emergency".
Dalam aksinya, mereka menyampaikan 15 tuntutan yang berkaitan dengan isu buruh, sosial, ekonomi, politik, hingga persoalan lingkungan hidup di Kabupaten Bandung.
Sebagai simbol protes, mereka juga membakar ban di depan kantor Pemkab Bandung dan melakukan tabur bunga untuk mengenang korban jiwa dalam rangkaian aksi unjuk rasa di Bandung sejak 28 hingga 31 Agustus 2025 lalu.
BACA JUGA:PWI Jabar Imbau Anggotanya Berhati-hati dan Miliki Tanggungjawab Moral dalam Menulis Berita
BACA JUGA:Antisipasi Wilayah Agar Aman dan Damai, Kang DS Undang Para Ketua Ormas Se-Kab. Bandung
Koordinator aksi, Yogi Noviantara, menuturkan bahwa kegiatan ini tidak hanya sekadar menyuarakan tuntutan, tetapi juga bentuk solidaritas.
"Aksi ini adalah bentuk solidaritas terhadap kawan-kawan kita, Affan Kurniawan, dan juga delapan orang lainnya yang menjadi korban dari aksi sejak 28 sampai 31 Agustus," ujar Yogi dalam keterangannya usai kegiatan.
Ia menyebut, situasi nasional maupun lokal saat ini tidak baik-baik saja. Karena itu, mereka merasa perlu hadir untuk menyuarakan keresahan masyarakat Kabupaten Bandung.
"Kita datang ke sini bukan hanya membawa aksi solidaritas, tapi juga membawa keresahan. Kabupaten Bandung tidak baik-baik saja. Tidak ada kontrol, tidak ada penyeimbang, tidak ada lawan. Maka kami hadir untuk menjadi kontrol, penyeimbang, sekaligus lawan," tegasnya.
Yogi menerangkan, aksi tabur bunga yang dilakukan juga merupakan simbol penolakan terhadap tindakan represif aparat.
BACA JUGA:Bupati Kang DS Rangkul Kalangan Sekolah untuk Deteksi Dini Cegah Pelajar Ikut Demo
BACA JUGA:Faktor Terjadinya Stunting, Begini Kata Kang DS : Kekurangan Gizi Pada Waktu Ibunya hamil
Menurutnya, korban jiwa dalam aksi sebelumnya adalah bukti bahwa rakyat tidak sepenuhnya mendapat perlindungan.
Sumber: