Puluhan Tahun Warga Desa Karanganyar Bandung Barat Terisolasi oleh Waduk Saguling

Puluhan Tahun Warga Desa Karanganyar Bandung Barat Terisolasi oleh Waduk Saguling

Warga Desa Karanganyar, Kecamatan Cililin, KBB harus bertaruh nyawa dengan menyeberangi Waduk Saguling menggunakan rakit. Jumat (13/6).-Suwitno-Jabar Ekspres

 

Kondisi itu pun membuat kesulitan untuk mendistribusikan hasil panen pertanian. ”Memang warga sini sebagian besar bekerja sebagai petani, buruh, dan pedagang kecil,” ucapnya.

 

Nurjaman menyebutkan, saat ini untuk ongkos angkut hasil panen bisa mencapai Rp700 ribu sekali jalan. Hal itu pun tentunya menjadi beban besar warga yang hanya mengandalkan penghasilan dari bertani atau berdagang harian.

 

Bahkan, tak jarang anak-anak terpaksa harus bolos atau terlambat kesekolah karena rakit sedang digunakan menjala ikan oleh pemiliknya.

 

”Saya juga kalau mau ngarit (mencari rumput untuk pakan ternak) susah karena rakit sering dipakai buat ngecrik (menjala.red) ikan. Gak semua orang punya rakit,” keluh warga Nana (74), warga lainnya.

 

Memang kondisi tak adanya jembatan penyeberang berdampak terhadap aktivitas dan merambat keberbagai sektor, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan layanan publik.

 

Bahkan, salah seorang warga yang berprofesi pedagang seperti Nining (42) harus bertaruh waktu dan cuaca demi bisa berjualan setiap pagi.

 

”Kalau rakitnya gak ada, saya rugi, gak bisa jualan. Anak saya juga gak sekolah,” ucapnya.

 

Sumber: