Mangkrak Sejak Maret 2025, Proyek Normalisasi Drainase di Rancaekek Bandung Bikin Warga Sulit Beraktivitas

Mangkrak Sejak Maret 2025, Proyek Normalisasi Drainase di Rancaekek Bandung Bikin Warga Sulit Beraktivitas

Mangkrak Sejak Maret 2025, Proyek Normalisasi Drainase di Rancaekek Bandung Bikin Warga Sulit Beraktivitas -Yanuar Jabar Ekspres -Istimewa

RADAR JABAR - Proyek normalisasi drainase di wilayah Desa Rancaekekwetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung dinilai mangkrak dan belum ada penyelesaian.

Diketahui, proyek normalisasi drainase di Jalan Raya Rancaekek-Majalaya itu, sudah dilakukan pembongkaran, digarap sejak awal Maret 2025 lalu. Namun sampai saat ini aktivitasnya terhenti alias mangkrak terbengkalai.

Kepala Dusun (Kadus) 4 Desa Rancaekekwetan yang membawahi RW.09 dan RW.22, Didin Sahidin bahwa proyek tersebut sudah cukup lama mangkrak.

"Betul mangkraknya proyek drainase puluhan warga mengeluhkan," kata Didin saat dikonfirmasi, Rabu 11 Juni 2025.

Ia menjelaskan proyek normalisasi drainase tersebut, dikerjakan oleh pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung sejak Maret 2025 lalu dan dinilai mangkrak karena hanya sebatas pembongkaran jembatan saja.

"Proyek normalisasi drainase yang katanya akan selesai sebelum Idulfitri 2025 lalu hingga masih belum diketahui nasibnya kapan akan digarap," keluhnya.

Dikarenakan jembatan di atas drainase menuju kios dan toko telah dibongkar, lanjutnya, sedangkan perbaikan tak kunjung ada lanjutan, membuat sejumlah warga kesulitan beraktivitas akibat akses yang rusak.

 

BACA JUGA:Ancam dan Palak IRT dengan Sajam di Rancaekek Bandung, Seorang Pelaku Diamankan Polisi

BACA JUGA:Bangunan Tempat Penyimpanan Ampas Batu Bara PT Senotek Rancaekek Roboh: 1 Tewas dan 2 Luka Berat

 

Melalui pantauan Jabar Ekspres di lokasi, proyek yang katanya akan menormalisasi drainase, baru sebatas mengbongkar jembatan-jembatan di atas saluran air baik ke toko, kios, bengkel, material, rumah di pinggir jalan atau pun akses masuk menuju gang pemukiman.

Akibat jembatan di atas drainse telah dibongkar akses ke kios, toko, bengkel, rumah dan ke geng terganggu. Akhirnya warga membangun jembatan darutat dengan kayu.

Masih dalam pantauan, keluhan dan jeritan puluhan warga ini dilampiaskan dengan memasang sejumlah spanduk di lokasi proyek.

Spanduk di antaranya bertuliskan 'Proyek Mangkrak Normaliasi Selokan' dan 'Mohon Tidak Lanjuti, Berani Bongkar, Berani Pasang' serta tulisan 'Katanya Membenahi Malah Ngarurujit (memperburuk)'.

Didin pun mengaku, terkait proyek normalisasi drainase yang terbengkalai ini tanpa sosialisasi ini, keadaannya kini sudah tak kondusif.

"Karena sudah tak kondusif, saya pun mengundurkan diri sebagai Kadus 4. Namun saya masih berusaha memfasiliasi dan memperjuangkan puluhan warga terdampak," bebernya.

"Supaya proyek normalisasi yang mangkrak yang kini menjerit, proyeknya segera dilanjut," pungkas Didin.(ysp)

Sumber: